Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, kebutuhan energi pada 2050 mencapai 2,9 miliar setara barel minyak (SBM) pada 2050. Angka ini meningkat dari proyeksi 2040 yang sebanyak 2,1 miliar SBM.
Proyeksi peningkatan kebutuhan energi tersebut sesuai dengan pertumbuhan ekonomi, penduduk, harga energi, dan kebijakan pemerintah. Menurut sektornya, kebutuhan energi akan didominasi oleh sektor industri dengan perkiraan pertumbuhan rata-rata 3,9% per tahun.
Kemudian, sektor komersial, rumah tangga, dan sektor lainnya juga terus meningkat seiring dengan meningkatnya perekonomian dan jumlah penduduk. Adapun, laju pertumbuhan sektor transportasi diperkirakan lebih rendah dari sektor industri, yaitu 3,2% per tahun.
Menurut jenisnya, kebutuhan energi akhir masih didominasi oleh bahan bakar minyak (BBM) dengan laju pertumbuhan rata-rata 2,8% per tahun. Ini terjadi karena penggunaan teknologi peralatan BBM masih lebih efisien daripada peralatan energi lain.
Selain itu, biodiesel juga mengalami peningkatan karena perannya sebagai pengganti BBM yang dapat digunakan di beberapa sektor, seperti transportasi, industri, komersial, dan pembangkit listrik. Selanjutnya, adanya perkembangan inovasi teknologi berbasis listrik hampir di setiap sektor, seperti kendaraan listrik mengakibatkan kebutuhan listrik meningkat pada 2050 dengan laju pertumbuan sebesar 4,7% per tahun. Untuk jenis energi biomassa dan biogas, BPS tidak diikut memperhitungkan keperluan energi untuk rumah tangga.
(Baca: Listrik, Sumber Energi Paling Banyak Digunakan Rumah Tangga Indonesia)