Transaksi Bitcoin diperkirakan membutuhkan listrik hingga 113,88 TWh (terawatt-hours) per tahun. Konsumsi listrik digunakan untuk memperbarui sistem blockchain yang mendukung aktivitas jual-beli mata uang kripto ini.
Dengan jumlah tersebut, konsumsi listrik untuk Bitcoin melampaui yang dihabiskan sejumlah negara setiap tahunnya. Belanda, misalnya, hanya mengonsumsi listrik sebesar 110,68 TWh per tahun.
Filipina dan Kazakhstan tercatat hanya mengonsumsi listrik sekitar 90 TWh per tahun. Kemudian, konsumsi listrik Finlandia dan Belgia di kisaran 80 TWh per tahun.
Chili hanya mengonsumsi listrik sebanyak 74,99 TWh setiap tahunnya. Begitu pula dengan Bangladesh dan Kolombia yang sekitar 70 TWh. Bahkan, konsumsi listrik Austria dan Venezuela masing-masing hanya sebesar 66,85 TWh dan 64,66 TWh sepanjang tahun.