Penggunaan kendaraan listrik alias electric vehicle (EV), khususnya motor listrik, di Indonesia meningkat signifikan dalam dua tahun terakhir.
Menurut hasil riset Deloitte dan Foundry, jumlah penggunaan motor listrik di Indonesia tercatat naik 13 kali lipat selama 2020-2022.
Riset itu menunjukkan, penggunaan motor listrik pada 2020 baru sebanyak 1.947 unit. Kemudian, angka itu naik signifkan menjadi 25.782 unit pada 2022.
Direktur Riset Foundry Erwin Arifin mengatakan, peningkatan penggunaan motor listrik ditopang oleh penjualan masif kendaraan listrik roda dua yang dilengkapi dengan fasilitas penukaran baterai atau swap battery.
Menurut dia, penjualan jenis motor listrik dengan teknologi swap battery menyumbang 55% dari pangsa pasar motor listrik domestik pada 2022.
“Penjualan motor listrik berteknologi swap battery itu (memiliki pangsa pasar) 0% pada 2020 lalu tiba-tiba menjadi 55% pada 2022,” kata Erwin dilansir dari Katadata, Selasa (12/9/2023).
Erwin melanjutkan, pertumbuhan penggunaan motor listrik disebabkan oleh penyediaan infrastruktur Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) yang kian menjamur di Tanah Air. Foundry mencatat ada lebih dari 1.700 unit SPBKLU hingga kuartal II-2023.
Begitu pula dengan penggunaan mobil listrik juga meningkat lebih dari 33 kali lipat dalam dua tahun terakhir. Jumlah penggunaan mobil listrik di Tanah Air naik dari 229 unit pada 2020 menjadi 7.679 unit pada 2022.
Pemerintah menargetkan jumlah pengguna kendaraan listrik di Indonesia dapat terus meningkat pada 2030. Rinciannya, target penggunaan motor listrik 13,5 juta unit dan mobil listrik 2,2 juta unit.
Deloitte dan Foundry pun memperkirakan pasar motor listrik di Indonesia dapat mencapai US$19,2 miliar atau sekitar Rp294,81 triliun pada 2030 (kurs Rp15.355/US$). Perkiraan itu diperoleh dengan asumsi harga motor listrik sebesar US$1.300 per unit.
Meski industri ini memiliki potensi yang cukup besar, namun ada sejumlah hambatan yang membuat masyarakat Indonesia masih ragu untuk beralih ke motor listrik. Hambatan tersebut di antaranya kesulitan untuk menemukan stasiun pengisian daya, harga motor listrik yang masih mahal, hingga jarak tempuh yang masih terbatas.
(Baca: 10 Mobil Listrik Terlaris Dunia Semester I-2023, Besutan Elon Musk Juaranya)