Jumlah Penumpang Pesawat Domestik Kembali Turun pada September

Transportasi & Logistik

Lite

Dimas Jarot Bayu 03/11/2020 14:00 WIB

URL telah disalin

Memuat...

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penumpang angkutan udara domestik pada September 2020 sebanyak 1,89 juta orang, turun 4,6% dibandingkan bulan Agustus yang mencapai 1,99 juta orang.

Perkembangan Penumpang Angkutan Udara Domestik September 2020

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Akses single data

Jumlah Penumpang Pesawat Domestik Kembali Turun pada September

Ingin mendapatkan akses Data Stories lebih banyak dengan harga lebih ekonomis? Silakan berlangganan.

Dengan berlangganan, Anda ikut membantu kami untuk menyajikan data berkualitas.

Dapatkan:

Akses Data Stories premium
Kenyamanan membaca tanpa iklan
Unduh data dalam format XLS, PDF, dan gambar/image
Akses ke informasi sumber data

Lihat lebih lengkap

Basic

~~Rp100.000~~

Rp50.000/bulan

Professional

~~Rp100.000~~

Rp150.000/bulan

Institutional Untuk organisasi

Hubungi Kami

Kami menerima pembayaran berikut:

Beberapa metode pembayaran masih dalam proses aktivasi.

Perkembangan Penumpang Angkutan Udara Domestik September 2020

Unduh

Sumber

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penumpang angkutan udara domestik pada September 2020 sebanyak 1,89 juta orang, turun 4,6% dibandingkan bulan Agustus yang mencapai 1,99 juta orang. Padahal, jumlah penumpang pesawat sempat meningkat 36,23% pada bulan Agustus 2020 jika dibanding dengan Juli 2020 yakni 1,46 juta.

Penurunan jumlah penumpang terjadi di semua bandara utama yang diamati, yaitu Bandara Soekarno Hatta-Banten 13%, Juanda-Surabaya 12,92%, Hasanuddin-Makassar 3,13%, Kualanamu-Medan sebesar 16,76%, dan Ngurah Rai-Denpasar 2,88%.

Penurunan terjadi karena jumlah hari pada September lebih sedikit dibandingkan Agustus. Selain itu, tidak ada masa libur panjang pada September. Sedangkan, ada dua masa libur panjang yang terjadi selama Agustus.

(Baca: Tiket Pesawat Komponen Terbesar Penyebab Deflasi Jakarta)

Editor : Muhammad Ahsan Ridhoi