Proyeksi Mobil FCEV di Indonesia Capai 3,63 Juta Unit pada 2060

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memproyeksikan pertumbuhan kendaraan listrik berbasis sel bahan bakar (fuel cell electric vehicle/FCEV) di Indonesia sepanjang 2030-2060.

Pada 2030, kendaraan FCEV di Indonesia diproyeksikan sebanyak 3 ribu unit. Bertahap hingga 2050, FCEV diramal tembus 1,1 juta unit. Pertumbuhan pada 2050 diperkirakan nyaris 500% dibandingkan dengan 2045 yang sebanyak 184.929 unit.

Memasuki 2055, kuantitas kendaraan FCEV diproyeksikan naik lagi mencapai 1,93 juta unit atau tumbuh sekitar 74% dari 2050.

Adapun pada 2060, Kementerian ESDM memproyeksikan kendaraan FCEV menjadi 3,63 juta unit atau tumbuh sekitar 88% dari 2055.

Kementerian ESDM menghitung proyeksi tersebut sekaligus untuk memprediksi permintaan hidrogen di sektor transportasi kendaraan FCEV.

Penghitungan kebutuhan hidrogen untuk FCEV dilakukan dengan menggunakan data dari Kementerian Perindustrian dan Indonesian Fuel Cell and Hydrogen Energy (IFHE).

Metodologi perhitungan mengacu pada asumsi konsumsi bahan bakar hidrogen rata-rata untuk setiap kendaraan FCEV, yaitu sebesar 1 kg H₂ per 100 km jarak tempuh, dan rata-rata jarak yang ditempuh per kendaraan adalah 50 km/hari.

Hasilnya, pemanfaatan hidrogen diproyeksikan mencapai 438 ton per tahun pada 2030 yang digunakan oleh 3 ribu unit mobil FCEV.

“Pemanfaatan tersebut diproyeksikan akan meningkat mencapai 530 ribu ton per tahun dengan 3,6 juta unit mobil FCEV pada tahun 2060,” jelas Kementerian ESDM dalam Peta Jalan Hidrogen dan Amonia Nasional.

(Baca: China, Konsumen Hidrogen Terbesar di Dunia pada 2024)