Sektor penerbangan menjadi salah satu yang terpukul akibat pandemi Covid-19. Turunnya jumlah penumpang yang drastis menyebabkan kerugian maskapai membengkak.
Berdasarkan International Civil Aviation Organization (ICAO) yang dipublikasikan Badan Pusat Statistik (BPS), kerugian finansial maskapai penerbangan di dunia diperkirakan mencapai US$370 miliar.
Kerugian terbesar tercatat berada di Asia Pasifik, yakni US$120 juta. Angka ini setara dengan 32% dari total kerugian maskapai secara global.
Kemudian diikuti wilayah Eropa dengan kerugian maskapai mencapai US$100 juta dan Amerika Utara US$88 juta. Kerugian maskapai di wilayah Amerika Latin tercatat US$26 juta, Timur Tengah US$22 juta, dan Afrika US$14 juta.
Adapun total penumpang angkutan udara pada 2020 turun drastis sebesar 60% akibat hantaman pandemi, yaitu dari 4,5 miliar pada tahun 2019 menjadi sebesar 2,7 miliar pada tahun 2020.
Fenomena ini sekaligus membawa total perjalanan udara global kembali seperti pada level tahun 2013. ICAO menyatakan bahwa penerbangan telah berada di momen paling buruk dalam sejarah dengan runtuhnya permintaan perjalanan udara secara global.
(Baca Juga: Susi Air, Maskapai Perintis dengan Kontrak Penerbangan Terbanyak)