Kasus kebocoran data pribadi marak terjadi di Indonesia belakangan ini. Masyarakat perlu waspada terhadap penggunaan lembaga atau produk keuangan agar tak ada oknum yang menyalahgunakan data pribadi.
Hasil riset Katadata Insight Center (KIC) bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menunjukkan, mayoritas masyarakat menilai bahwa e-wallet merupakan produk keuangan yang paling rentan terhadap kebocoran data pribadi. Persentasenya mencapai 36,6%.
Selain e-wallet, sebanyak 30,2% responden menilai rekening bank merupakan produk keuangan yang paling sering rentan terhadap kebocoran data. Lalu, ada pula responden yang menilai bahwa internet banking dan mobile baking juga rentan terhadap kebocoran data dengan masing-masing persentase 21% dan 20,6%.
Kemudian, sebanyak masing-masing 20,5% dan 16,3% responden menilai bahwa ATM bank dan kartu kredit juga rentan terhadap kebocoran data. Kemudian, ada 12,3% responden mengatakan SMS banking rentan terhadap kebocoran data dan sebanyak 22,9% responden tak menjawab.
Adapun riset ini dilakukan terhadap 11.305 responden yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia. Riset dilaksanakan pada 14-21 Juli 2021 secara daring dengan pengambilan sampel secara non-probability sampling.
(Baca: Masyarakat Anggap Bank dan Lembaga Keuangan Paling Banyak Kumpulkan Data Pribadi)