75,5% Orang Indonesia Tidak Tahu Soal Buzzer di Media Sosial

Teknologi & Telekomunikasi

Premium

Reza Pahlevi 22/12/2021 11:20 WIB

URL telah disalin

Memuat...

Survei KedaiKopi terbaru menemukan 75,5% responden tidak tahu apa yang dimaksud dengan buzzer atau pendengung di media sosial.

Persepsi Responden terhadap Buzzer di Media Sosial, November 2021

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Anda mengakses konten Single Data Premium.
Untuk meneruskan, silakan berlangganan, atau beli secara satuan.

Professional

Nikmati akses premium dengan harga yang lebih terjangkau.

Mulai dari

~~Rp300.000~~ 150.000/bulan

Akses lebih banyak konten premium dan fitur eksklusif khusus pelanggan.

Mulai dari

50.000/bulan

Hanya Rp833 per artikel

Lebih detail »

Beli Satuan

Langsung baca artikel “75,5% Orang Indonesia Tidak Tahu Soal Buzzer di Media Sosial”.

Rp10.000

Kami menerima pembayaran berikut:

Beberapa metode pembayaran masih dalam proses aktivasi.

Persepsi Responden terhadap Buzzer di Media Sosial, November 2021

Unduh

Sumber

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Survei KedaiKopi terbaru menemukan 75,5% responden tidak tahu apa yang dimaksud dengan buzzer atau pendengung di media sosial. Sementara itu, 3,3% responden menganggap buzzer adalah penyebar hoaks.

Kemudian, 3,3% responden lainnya menjawab buzzer adalah penggiring opini di media sosial. Lalu, sebanyak 3% menganggap buzzer sebagai orang yang sering mengirim berita dan 3% lainnya menganggap mereka pengacau.

Selanjutnya, 2,1% responden menganggap buzzer sebagai penyebar isu-isu tertentu, 1,1% responden menganggap buzzer sebagai penarik perhatian di media sosial, dan 1% penyebar berita politik.

Mengutip Katadata, keberadaan buzzer di Indonesia tercatat dalam riset Universitas Oxford yang berjudul The Global Disinformation Order: 2019 Global Inventory of Organised Social Media Manipulation.

Riset tersebut menunjukkan pasukan siber Indonesia umumnya menggunakan akun bot dan akun yang dikelola manusia untuk memanipulasi percakapan di media sosial.

(Baca: Masyarakat Anggap Penyebaran Hoaks Covid-19 di WhatsApp Paling Mengkhawatirkan)

Editor : Annissa Mutia