Ketersediaan Jaringan 5G di Indonesia Masih Rendah per Semester I 2025

Teknologi & Telekomunikasi

Premium

Akbar Ridwan 15/09/2025 19:39 WIB

URL telah disalin

Memuat...

Analis Industri Ookla Research, Affandy Johan, mengatakan pengembangan teknologi jaringan 5G di Indonesia berlangsung lebih bertahap dan strategis.

Persentase Ketersediaan Jaringan 5G di Indonesia Berdasarkan Pulau (Semester I 2024 dan Semester I 2025)

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Anda mengakses konten Single Data Premium.
Untuk meneruskan, silakan berlangganan, atau beli secara satuan.

Professional

Nikmati akses premium dengan harga yang lebih terjangkau.

Mulai dari

~~Rp300.000~~ 150.000/bulan

Akses lebih banyak konten premium dan fitur eksklusif khusus pelanggan.

Mulai dari

50.000/bulan

Hanya Rp833 per artikel

Lebih detail »

Beli Satuan

Langsung baca artikel “Ketersediaan Jaringan 5G di Indonesia Masih Rendah per Semester I 2025”.

Rp10.000

Kami menerima pembayaran berikut:

Beberapa metode pembayaran masih dalam proses aktivasi.

Persentase Ketersediaan Jaringan 5G di Indonesia Berdasarkan Pulau (Semester I 2024 dan Semester I 2025)

Unduh

Sumber

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Analis Industri Ookla Research, Affandy Johan, mengatakan pengembangan teknologi jaringan 5G berlangsung lebih bertahap dan strategis di semua wilayah.

“Ketersediaan secara keseluruhan masih rendah di semua wilayah, yang mencerminkan pendekatan peluncuran (5G) yang sangat terarah,” tulis Johan di laman Ookla, Selasa (12/8/2025).

Namun, hal tersebut dikecualikan untuk wilayah Bali dan Nusa Tenggara, sebab ketersediaan 5G di daerah tersebut melonjak signifikan. Johan menyebut, ketersediaan 5G di daerah tersebut melonjak dari 4,4% pada semester I 2024 menjadi 17% pada semester I 2025.

"Peningkatan pesat ini mencerminkan peluncuran yang terpusat di wilayah pariwisata dan bisnis utama,” katanya.

Ketersediaan 5G di wilayah lain seperti Kalimantan, Maluku dan Maluku Utara, serta Papua dan Papua Barat tetap berada di angka rendah.

Menurutnya, tantangan utama untuk 5G yang lebih luas adalah terbatasnya spektrum mid-band, yang esensial untuk performa 5G yang kuat. Pemanfaatan spektrum 5G saat ini pun terbatas pada pita 1,8 GHz, 2,1 GHz, dan 2,3 GHz.

“Tantangan ini diperparah oleh tingginya biaya infrastruktur 5G baru dan masih kuatnya jaringan 4G yang sudah ada. Akibatnya, operator telah mengadopsi peluncuran bertahap dan strategis yang berfokus pada area perkotaan dengan populasi tinggi dan permintaan yang telah terbukti,” ucapnya.

(Baca: Ini Operator dengan Kecepatan Internet 5G Terkencang di Indonesia)

Editor : Erlina Fury Santika