AS Jadi Negara Penyumbang GMV Terbesar di Temu pada 2025

Temu, perusahaan e-commerce asal China, mulai menghentikan pengiriman barang langsung ke konsumen di Amerika Serikat (AS) karena adanya bea masuk untuk paket-paket dengan nilai rendah. 

Berdasarkan data European Chemical Biology Database (ECBD) yang dihimpun oleh Statista, AS menjadi penyumbang terbesar nilai transaksi bruto atau gross merchant value/GMV di Temu, dengan proporsi mencapai 32,6% dari total GMV pada 2024.

"Menurut laporan, perusahaan kini hanya menampilkan produk dari gudang lokal kepada pelanggan di AS, strategi yang disebutnya sedang dalam tahap transisi," tulis Statista dalam laporannya, Senin (5/5/2025). 

Alhasil, harga produk di Temu diperkirakan akan naik bagi pelanggan di AS setelah celah pengiriman langsung yang dikenal sebagai "de minimis" ditutup. Di sisi lain, kehilangan pasar AS juga dinilai dapat merugikan Temu, mengingat hampir sepertiga dari total pendapatannya berasal dari negara tersebut.

Lengkapnya, berikut negara penyumbang GMV terbesar Temu pada 2024:

1. Amerika Serikat: 32,6%
2. Jerman: 6,9%
3. Jepang: 5,9%
4. Inggris: 5,8%
5. Prancis: 4,4%
6. Kanada: 4,4%
7. Brasil: 3,7%
8. Australia: 3,4%

Di samping itu, ECBD juga mendata, Temu mengantongi GMV sebesar US$47,5 miliar pada 2024. Nilainya melonjak 239% dibanding tahun sebelumnya yang sebesar US$14 miliar.

(Baca: Proyeksi Pertumbuhan Pengguna E-Commerce di Indonesia 2020-2025)