Menurut laporan perusahaan keamanan siber Surfshark, Amerika Serikat (AS) merupakan negara dengan kasus kebocoran data terbanyak di dunia.
Surfshark mendefinisikan kebocoran data sebagai insiden ketika suatu akun digital (alamat e-mail, kata sandi, dan sebagainya) datanya diakses, disalin, dicuri, atau digunakan secara ilegal oleh pihak lain.
Selama periode 2004-2022 ada sekitar 2,46 miliar akun digital di AS yang mengalami kebocoran data. Kemudian di Rusia ada 2,25 miliar akun yang mengalami kasus serupa, dan di Tiongkok 1,02 miliar akun.
Berikut daftar 10 negara yang dengan kasus kebocoran data terbanyak sejak 2004 hingga akhir 2022 menurut Surfshark:
- Amerika Serikat: 2.460.234.304 akun
- Rusia: 2.252.537.808 akun
- Tiongkok: 1.023.227.941 akun
- Jerman: 450.481.804 akun
- Prancis: 425.218.969 akun
- India: 265.413.095 akun
- Brasil: 263.847.936 akun
- Inggris: 257.353.422 akun
- Italia: 248.433.559 akun
- Kanada: 187.100.636 akun
Meski tak masuk 10 besar, Indonesia juga tergolong rawan kebocoran data. Menurut Surfshark ada 134,4 juta akun di Indonesia yang datanya bocor selama periode 2004-2022.
Hal ini membuat Indonesia menempati peringkat ke-15 di dunia, diapit oleh Polandia dan Australia yang masing-masing memiliki kasus kebocoran data 135,78 juta akun dan 125,77 juta akun.
(Baca: Kebocoran Data Sering Terjadi di 10 Sektor Industri Ini)