Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, 45,04% rumah tangga di Jakarta telah memiliki rumah sendiri pada 2020. Kendati demikian, persentase tersebut menurun 4,4 poin dari tahun sebelumnya yang sebesar 47,12%.
Sebaliknya, sebanyak 37,71% rumah tangga berstatus mengontrak atau menyewa rumah pada tahun lalu. Persentase tersebut meningkat 3,7 poin dibandingkan pada 2019 yang sebesar 36,36%.
Sebanyak 16,08% rumah tangga di Ibu Kota tercatat bebas dari sewa hunian pada 2020. Jumlah itu meningkat 4,6 poin dari 2019 yang sebesar 15,38%.
Sementara, rumah tangga di Jakarta yang tinggal di rumah dinas sebanyak 1,17% pada tahun lalu. Persentasenya naik 28 poin dibandingkan pada 2019 yang sebesar 0,91%.
Karena masih banyak masyarakat yang belum mampu memiliki hunian sendiri, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membuat program Rumah DP 0 Rupiah. Lewat program ini, warga Jakarta yang gajinya di bawah Rp 14,8 juta per bulan bisa mendapatkan hunian terjangkau dengan skema pembayaran uang muka nol rupiah.
Hanya saja, program tersebut kerap menimbulkan kontroversi. Bahkan, pengadaan tanah untuk program Rumah DP 0 Rupiah di Munjul, Jakarta Timur terseret dugaan korupsi yang diperkirakan merugikan negara hingga Rp 152,5 miliar.
(Baca: Survei: Mayoritas Konsumen Berencana Beli Rumah 1-2 Tahun Mendatang)