Ini Masalah Sistem Royalti Musik di Indonesia menurut Warga

Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) menyurvei pandangan masyarakat terkait masalah sistem royalti lagu di dalam negeri.

Hasilnya, mayoritas atau 44% responden menilai masalah utamanya adalah kurangnya transparansi dari lembaga pengelola royalti musik.

Lalu 29,5% responden menilai masalahnya adalah minimnya edukasi dan sosialisasi tentang royalti, kemudian 26% merasa ada ketidakjelasan tentang subjek atau siapa yang harus membayar dan menerima royalti.

Ada pula yang berpandangan sistem royalti musik di Indonesia kurang canggih (0,3%); tidak perlu ada kewajiban membayar royalti (0,1%); dan penafsiran aturan atau undang-undang yang berbeda di kalangan ahli (0,1%).

Survei ini juga menemukan, mayoritas warga menilai hal utama yang membuat sistem royalti musik bermasalah adalah lemahnya sistem data serta pelaporan penggunaan musik. Hal ini dinyatakan oleh 40,9% responden.

Responden lain menilai akar masalahnya adalah lembaga yang tidak transparan (33,9%), dan kurangnya edukasi kepada pengguna lagu mengenai royalti (20%).

KedaiKOPI menggelar survei ini terhadap 1.065 responden yang tersebar di seluruh Indonesia, terdiri dari 57,7% laki-laki dan 42,3% perempuan.

Pengambilan data dilakukan pada 27 Maret-4 April 2025 menggunakan metode online-computerized assisted self interview (CASI).

Responden didominasi oleh generasi milenial sebanyak 54,6%, generasi Z 30,9%, dan generasi X 14,6%.

(Baca: Bikin Rugi Pekerja Kreatif, Ini Situs Ilegal Industri Media Terbanyak Dikunjungi 2022)