Tren Bantuan USAID untuk Indonesia Sedekade Terakhir

Eksistensi Badan Bantuan Internasional Amerika Serikat (United States Agency for International Development/USAID) selama 64 tahun bakal selesai di era Presiden Donald Trump.

USAID dikabarkan bakal dibubarkan di bawah eksekusi Elon Musk, Kepala Departemen Efisiensi Pemerintah Amerika Serikat (DOGE). Triliuner itu bahkan menuduh USAID sebagai organisasi kriminal.

Elon juga mengklaim telah mengantongi restu Trump untuk melakukan 'efisiensi' itu.

Melansir CNN Indonesia, Trump disebut akan menggabungkan USAID bersama Departemen Luar Negeri, di bawah kebijakan "America First" pemerintahannya.

Menurut Trump yang belum lama dilantik sebagai presiden, dia akan lebih fokus mendahulukan kepentingan domestik.

USAID sendiri merupakan pemberi bantuan luar negeri terbesar di AS, menurut data dari situs web federal Foreignassistance.gov.

Kepada Indonesia, USAID telah menggelontorkan lebih US$120 juta atau Rp1,95 triliun (asumsi kurs Rp16.321 per US$) setiap tahunnya.

Pada data teranyar 2024, bantuan USAID tercatat hingga US$153,51 juta. Nilai itu naik 1,24% dari 2023 yang sebesar US$151,62 juta.

Dalam data yang dihimpun Databoks sedekade terakhir, bantuan tertinggi digelontorkan pada 2014 yang sebesar US$164,15 juta. Sementara terendah pada 2021, yakni US$124,85 juta.

Nilai bantuan ini tidak begitu besar bila dibandingkan dengan negara lain, terutama yang tengah berkonflik.

Ukraina menjadi negara yang paling banyak menerima bantuan dari USAID, yakni US$16,02 miliar pada 2023 menurut data yang dihimpun Statista.

(Baca juga: Ini Negara yang Dibantu USAID, Lembaga yang Akan Dibubarkan Trump)