Indonesia Paling Banyak Impor Reaktor Nuklir dari Antigua dan Barbuda pada 2023
- A Font Kecil
- A Font Sedang
- A Font Besar
Indonesia membukukan impor dengan Antigua dan Barbuda US$ 57 ribu data per Desember 2023. Nilai tersebut terlihat turun 74.67% dibandingkan impor tahun sebelumnya yang tercatat US$ 0,23 juta.
Rekam jejak perdagangan Indonesia dengan Antigua dan Barbuda, impor dalam 10 tahun terakhir dalam tren naik. Terendah impor Indonesia adalah US$ satu ribu dan untuk impor tertinggi di angka US$ 0,83 juta.
(Baca: Indonesia Ekspor Mesin Senilai US$ 31,15 Juta ke Republik Ceko pada 2023)
Dari total 97 produk (kode HS dua digit) yang diimpor dari Antigua dan Barbuda, 39 produk bernilai lebih dari satu miliar dolar. Selain itu menurut data Trademap, dari negara ini terdapat lima produk utama Indonesia yang diimpor setiap tahun. Artinya, ada ketergantungan cukup besar untuk produk-produk impor tersebut. Lainnya, sebagian besar produk merupakan impor produk yang juga banyak diimpor dari negara lain.
Berikut ini adalah daftar lima produk utama yang diimpor Indonesia dari Antigua dan Barbuda. Urutan ini disusun mulai dari transaksi dengan nilai yang terbesar.
- Reaktor nuklir, boiler, mesin dan peralatan mekanis
- Kendaraan selain kereta api atau trem rolling stock, dan suku cadang dan aksesori
- besi atau baja
- Optik, fotografi, sinematografi, pengukuran, pemeriksaan, presisi, medis atau bedah
- Karet
Di urutan pertama, Indonesia banyak mengimpor Reaktor nuklir, boiler, mesin dan peralatan mekanis. Dalam klasifikasi tradmap, Reaktor nuklir, boiler, mesin dan peralatan mekanis masuk kategori produk HS dengan kode 84. Produk ini merupakan jenis barang impor yang dikelompokkan bersama dengan Bagian
Pada 2023, Indonesia tercatat mengimpor sebanyak US$ 25 ribu. Nilai impor Reaktor nuklir, boiler, mesin dan peralatan mekanis; Bagian ini lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yang mampu menembus US$ 45 ribu.
(Baca: Indonesia Paling Banyak Impor Besi atau Baja dari Sudan Selatan pada 2023)
Kendaraan selain kereta api atau trem rolling stock, dan suku cadang dan aksesori dalam kategori produk dengan kode HS 87. Dari negara ini, Indonesia mengimpor senilai US$ 24 ribu.
Impor besi atau baja dari Antigua dan Barbuda, saat ini merupakan yang terbesar. Dari negara ini, Indonesia melakukan impor senilai US$ 7 ribu. Negara lainnya yang menjadi andalan impor besi atau baja dengan nilai terbesar adalah Cina, Jerman, Amerika Serikat, Italia dan Polandia.
Di urutan ke keempat adalah Optik, fotografi, sinematografi, pengukuran, pemeriksaan, presisi, medis atau bedah dengan kode HS 90. Indonesia mengimpor sebanyak US$ 1 ribu, tidak berubah dibandingkan periode sebelumnya yang juga diangka US$ 1 ribu. Indonesia tercatat mengimpor produk ini dari satu negara. Impor Optik, fotografi, sinematografi, pengukuran, pemeriksaan, presisi, medis atau bedah dari Antigua dan Barbuda tercatat merupakan yang terbesar. Lima negara lain yang menjadi sumber impor Optik, fotografi, sinematografi, pengukuran, pemeriksaan, presisi, medis atau bedah adalah Amerika Serikat, Jerman, Cina, Belanda dan Jepang.
Di urutan berikutnya, Indonesia juga tercatat banyak mengimpor Karet dari Antigua dan Barbuda. Nilai impor produk ini pada 2023 sebanyak US$ 1 ribu. Pada tahun sebelumnya Indonesia tidak mencatat adanya impor dari negara ini. Impor Karet yang terbesar saat ini masih berasal dari Antigua dan Barbuda. Selain negara ini, lima negara terbesar yang menjadi sumber impor Karet Indonesia adalah Cina, Jerman, Thailand, Amerika Serikat dan Jepang.