Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, nilai impor Indonesia pada Agustus 2023 sebesar US$ 18,87 miliar. Nilai itu turun 3,53% secara bulanan (month-to-month/mtm) dan anjlok 14,47% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, kinerja impor turun karena amblesnya kelompok minyak dan gas (migas) maupun nonmigas. Rinciannya, nilai impor migas pada Agustus 2023 mencapai US$2,66 miliar, turun 15,01% dibandingkan Juli 2023. Sementara impor nonmigas turun 1,34% secara bulanan menjadi US$ 16,21 miliar pada Agustus 2023.
“Penurunan impor migas disebabkan oleh impor minyak mentah yang turun 46,46% (mtm), sedangkan penurunan impor nonmigas dikontribusikan oleh komoditas kapal perahu dan struktur terapung, penurunan kelompok barang mesin perlengkapan elektrik dan bagiannya, serta pupuk, bijih logam, terak, dan abu,” kata Amalia dikutip dari Katadata.co.id, Jumat (15/9/2023).
Jika dilihat secara tahunan, nilai impor migas pada Agustus 2023 turun 28,08% (yoy), sedangkan impor nonmigas turun 12,10% (yoy). “Impor Agustus 2023 masih melanjutkan tren penurunan sepanjang tahun ini,” kata Amalia.
Di sisi lain, nilai ekspor Indonesia pada Agustus 2023 mencapai US$22 miliar, naik 5,47% dibanding Juli 2023 (mtm), namun turun 21,21% dibanding Juni tahun lalu (yoy).
Adapun besarnya nilai ekspor Indonesia ketimbang nilai impor menjadikan Indonesia mengalami surplus perdagangan pada Agustus 2023 yaitu mencapai US$3,12 miliar. Ini artinya, Indonesia telah mencatatkan surplus neraca perdagangan selama 40 bulan secara berturut-turut sejak Mei 2020.
(Baca: Neraca Perdagangan RI Cetak Surplus US$3,12 Miliar pada Agustus 2023)