Nilai Ekspor Hasil Industri Pengolahan Indonesia Fluktuatif pada 2020-2024

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor industri pengolahan Indonesia sepanjang 2020-2024 menunjukkan pola yang fluktuatif. Nilai ekspor ini merupakan hitungan free on board (FOB).

Pada 2020, nilai ekspor FOB industri pengolahan sebesar US$130,8 miliar atau mengalami pertumbuhan 2,97%.

Pada 2021, nilainya naik menjadi US$176,8 miliar, juga pada 2022 menjadi US$206,2 miliar. Pada periode ini, pertumbuhan masing-masing sebesar 35,19% dan 16,60%.

Namun, pada 2023, nilai ekspor industri pengolahan terkontraksi hingga 9,14%, turun menjadi US$187,3 miliar.

“Pada 2024, ekspor industri pengolahan kembali tumbuh sebesar 5,90% menjadi US$198,4 miliar,” tulis BPS dalam Analisis Komoditas Ekspor 2020-2024.

BPS mengatakan, komoditas utama yang mendominasi ekspor sektor industri pengolahan pada 2024 adalah minyak kelapa sawit, logam dasar bukan besi, serta besi dan baja.

Sementara, berdasarkan kontribusi terhadap total ekspor nonmigas, industri pengolahan tetap menjadi kontributor utama selama periode 2020-2024, dengan rata-rata kontribusi sebesar 79,14%.

“Pada 2020, kontribusi ekspor industri pengolahan mencapai 84,42%, kemudian menurun menjadi 80,58% pada 2021, dan kembali turun menjadi 74,66% pada 2022. Pada 2023 dan 2024, kontribusinya kembali meningkat masing-masing menjadi 76,91% dan 79,15%,” tulis BPS.

(Baca: Naik-Turun Ekspor Lada Hitam Indonesia Selama 2012-2024)