Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pengeluaran untuk aneka barang dan jasa di Kabupaten Trenggalek pada tahun 2024 mencapai Rp177.980 per kapita per bulan. Angka ini menunjukkan penurunan turun 8,1% dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan ini menjadi sorotan setelah sebelumnya mengalami kenaikan signifikan pada tahun 2023.
Secara historis, pengeluaran untuk aneka barang dan jasa di Kabupaten Trenggalek mengalami fluktuasi. Tahun 2019 menjadi tahun dengan pertumbuhan tertinggi, yaitu 51,1%. Namun, pada tahun 2021 terjadi penurunan terdalam turun 26,3%. Meskipun demikian, pada tahun 2023 kembali mencatatkan angka yang cukup baik. Pengeluaran masyarakat untuk aneka barang dan jasa ini menggambarkan adanya perubahan prioritas konsumsi dari waktu ke waktu.
(Baca: Data Historis Rata - Rata Upah di Gorontalo Periode 2018-2023)
Dengan pengeluaran sebesar Rp177.980 per kapita per bulan, Kabupaten Trenggalek berada di urutan 32 di antara kabupaten/kota se-Jawa Timur dan urutan 399 secara nasional. Posisi ini menunjukkan bahwa tingkat konsumsi aneka barang dan jasa di Trenggalek masih berada di bawah rata-rata jika dibandingkan dengan daerah lain di Jawa Timur maupun Indonesia. Konsumsi ini perlu dipertimbangkan dengan pendapatan masyarakat dan faktor ekonomi lainnya.
Dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan jadi (Rp136.013), kecantikan (Rp26.987), perawatan (Rp33.477), rokok dan tembakau (Rp67.193), serta sabun mandi (Rp46.571), pengeluaran untuk aneka barang dan jasa ini menunjukkan alokasi dana yang signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa masyarakat Trenggalek memiliki kebutuhan yang beragam di luar kebutuhan pokok sehari-hari.
Jika dibandingkan dengan beberapa kabupaten/kota lain di Jawa Timur, Kota Surabaya mencatatkan nilai pengeluaran tertinggi untuk aneka barang dan jasa pada tahun 2024, yaitu Rp723.548 per kapita dengan pertumbuhan 18.9%. Sementara itu, Kota Madiun berada di urutan kedua dengan nilai Rp444.047 per kapita, namun mengalami penurunan turun 14%. Kabupaten Situbondo mengalami pertumbuhan tertinggi, yakni 67.6%, dengan nilai pengeluaran Rp418.514 per kapita. Kabupaten Sampang menjadi daerah dengan pengeluaran aneka barang dan jasa terendah dengan angka Rp118.848 dan mengalami penurunan -19.8%.
(Baca: Rata-Rata Pengeluaran Perkapita Sebulan di Jawa Timur 2015 - 2024)
Kota Surabaya
Berdasarkan informasi yang diolah dari data Susenas, Kota Surabaya mencatat rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp1.541.006 pada tahun 2024. Hal ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 34% dibandingkan tahun sebelumnya, dan menempatkan Kota Surabaya pada peringkat pertama se-Jawa Timur. Dengan tingginya pengeluaran non makanan, dapat disimpulkan bahwa masyarakat Surabaya memiliki daya beli yang kuat untuk memenuhi kebutuhan di luar makanan pokok.
Kota Malang
Kota Malang menunjukkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan makanan sebesar Rp738.690 pada tahun 2024. Meskipun demikian, kota ini berada di peringkat 10 se-Jawa Timur. Pertumbuhan pengeluaran makanan di Kota Malang relatif stabil, yakni 3.3% dibandingkan tahun sebelumnya. Angka ini mengindikasikan adanya keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan dasar dan kebutuhan lainnya bagi masyarakat Kota Malang.
Kota Madiun
Data memperlihatkan, Kota Madiun mencatat rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan sebesar Rp2.043.693 pada tahun 2024. Kota Madiun menempati urutan kedua se-Jawa Timur dalam kategori ini. Namun, terjadi penurunan turun 12.8% dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan ini patut menjadi perhatian untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Kabupaten Sidoarjo
Kabupaten Sidoarjo memiliki rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp1.077.404 pada tahun 2024, menempati peringkat 4 se-Jawa Timur. Pertumbuhan pengeluaran non makanan di Sidoarjo mencapai 14.7% dibandingkan tahun sebelumnya. Data ini menunjukkan bahwa Kabupaten Sidoarjo memiliki potensi ekonomi yang baik, dengan masyarakat yang mampu mengalokasikan dana untuk kebutuhan di luar makanan.