Pengeluaran untuk aneka barang dan jasa di Kabupaten Nias Barat menunjukkan peningkatan signifikan pada tahun 2024. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pengeluaran mencapai Rp155.639 per kapita per bulan, tumbuh 16% dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan ini menandai perkembangan positif dalam konsumsi masyarakat terhadap berbagai kebutuhan selain makanan.
Dibandingkan dengan total pengeluaran masyarakat, alokasi untuk aneka barang dan jasa ini masih relatif kecil. Namun, pertumbuhannya cukup menjanjikan. Peningkatan ini didorong oleh berbagai faktor, termasuk peningkatan pendapatan masyarakat dan perubahan gaya hidup. Pengeluaran untuk aneka barang dan jasa mencakup berbagai kebutuhan, mulai dari perawatan pribadi hingga kebutuhan rumah tangga.
(Baca: Populasi Kerbau Periode 2013-2024)
Secara historis, pengeluaran untuk aneka barang dan jasa di Kabupaten Nias Barat cenderung fluktuatif. Namun, dalam lima tahun terakhir, terlihat kecenderungan kenaikan yang konsisten. Pada tahun 2018, pengeluaran tercatat sebesar Rp105.662, kemudian sempat mengalami penurunan, tetapi terus meningkat hingga mencapai titik tertinggi di tahun 2024. Pengeluaran tertinggi ini mencerminkan peningkatan kesejahteraan dan kemampuan ekonomi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan non-primer.
Pengeluaran masyarakat secara keseluruhan juga mengalami pertumbuhan yang positif. Hal ini menunjukkan bahwa daya beli masyarakat Kabupaten Nias Barat semakin meningkat. Peningkatan ini didukung oleh berbagai faktor, termasuk stabilitas ekonomi dan program-program pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pertumbuhan pengeluaran ini menjadi indikator penting dalam mengukur kemajuan ekonomi daerah.
Dalam perbandingan regional, Kabupaten Nias Barat menempati peringkat 32 di antara kabupaten/kota se-Provinsi Sumatera Utara dalam hal pengeluaran untuk aneka barang dan jasa. Sementara secara nasional, berada pada peringkat 450. Kota Medan mencatatkan nilai pengeluaran tertinggi di Sumatera Utara, mencapai Rp456.069, diikuti oleh Kota Binjai dengan Rp411.545. Pertumbuhan di Nias Barat masih perlu ditingkatkan agar dapat bersaing dengan wilayah lain.
Kota Medan, sebagai contoh, memiliki pengeluaran untuk aneka barang dan jasa tahun sebelumnya sebesar Rp630.053,08, namun mengalami penurunan pertumbuhan turun 27,6%. Kota Binjai menunjukkan pertumbuhan signifikan sebesar 42,4% dengan nilai pengeluaran tahun terakhir mencapai Rp411.545. Kabupaten Nias Barat perlu mengadopsi strategi yang efektif untuk meningkatkan pertumbuhan ekonominya.
(Baca: Produksi Kakao Periode 2013-2024)
Kota Medan
Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan di Kota Medan pada tahun 2024 mencapai Rp1.078.461, mengalami pertumbuhan sebesar 2,9% dibandingkan tahun sebelumnya. Pengeluaran untuk makanan mencapai Rp872.365, menunjukkan peningkatan sebesar 8,6%. Meskipun demikian, total pengeluaran makanan dan bukan makanan mengalami penurunan sebesar 12,8%, menjadi Rp1.950.826. Kota ini tetap menduduki peringkat pertama di Sumatera Utara dalam hal pengeluaran.
Kota Tebing Tinggi
Kota Tebing Tinggi mencatatkan pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp857.842, mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 41,1%. Pengeluaran untuk makanan juga meningkat sebesar 31,4%, mencapai Rp840.234. Total pengeluaran makanan dan bukan makanan mencapai Rp1.698.076, menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 9,1%. Kota ini berada di peringkat kedua di Sumatera Utara dalam hal pengeluaran, menunjukkan perkembangan ekonomi yang menggembirakan.
Kota Binjai
Di Kota Binjai, pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan mencapai Rp737.849, mengalami pertumbuhan sebesar 27,5%. Pengeluaran untuk makanan juga menunjukkan pertumbuhan yang kuat sebesar 30,1%, mencapai Rp836.245. Total pengeluaran makanan dan bukan makanan mencapai Rp1.574.094, dengan pertumbuhan sebesar 12,4%. Kota ini menduduki peringkat ketiga di Sumatera Utara, menandakan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang signifikan.
Kabupaten Karo
Kabupaten Karo mencatatkan pengeluaran untuk makanan sebesar Rp1.035.928, mengalami pertumbuhan tertinggi dibandingkan kabupaten/kota lain, yaitu sebesar 19,5%. Pengeluaran untuk bukan makanan mencapai Rp527.956, tumbuh 14,5%. Meski demikian, total pengeluaran makanan dan bukan makanan di kabupaten ini mengalami penurunan sebesar 5,9%, menjadi Rp1.563.884. Kabupaten Karo berada di peringkat keempat di Sumatera Utara dalam hal pengeluaran.