Besar pengeluaran untuk rokok dan tembakau di Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, pada 2024 tercatat sebesar Rp132.513 per kapita per bulan.
Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 6 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp140.952, informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pengeluaran untuk rokok dan tembakau ini merupakan bagian dari topik yang mereka amati pada level kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
(Baca: Harga Cabai Rawit Merah di Pasar Tradisional Periode September 2024-2025)
Jika dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa sebesar Rp1.975.000, pengeluaran untuk rokok dan tembakau mencapai sekitar 6,7 persen dari total pengeluaran. Persentase ini lebih kecil dibandingkan dengan pengeluaran untuk makanan jadi yang mencapai Rp2.324.880 per kapita per bulan.
Secara historis, pengeluaran untuk rokok dan tembakau di Kabupaten Barito Kuala cenderung fluktuatif. Data BPS menunjukkan, pada 2018 pengeluaran tercatat sebesar Rp96.188, kemudian meningkat menjadi Rp110.939 pada 2019 dan Rp114.720 pada 2020.
Kenaikan signifikan terjadi pada 2021 menjadi Rp128.311, namun kemudian sedikit turun menjadi Rp122.392 pada 2022 sebelum kembali naik menjadi Rp140.952 pada 2023, kemudian menjadi Rp132.513 pada 2024. Kabupaten Barito Kuala menduduki peringkat ke-8 di antara kabupaten/kota se-Kalimantan Selatan dalam hal pengeluaran untuk rokok dan tembakau pada 2024.
Peringkat ini berada di bawah Kabupaten Tapin (Rp171.412), Kabupaten Tanah Laut (Rp164.012), Kabupaten Kota Baru (Rp162.632), Kabupaten Tanah Bumbu (Rp160.867), Kota Banjar Baru (Rp155.905), Kabupaten Tabalong (Rp151.837), dan Kabupaten Balangan (Rp140.893). Secara nasional, Kabupaten Barito Kuala berada pada peringkat ke-246.
(Baca: Tingkat Penghunian Kamar Periode 2013-2024)
Di antara beberapa kabupaten/kota di Kalimantan Selatan, pertumbuhan pengeluaran untuk rokok dan tembakau di Kabupaten Barito Kuala mengalami penurunan 6 persen. Beberapa wilayah lain juga mengalami pertumbuhan positif, seperti Kabupaten Tapin (2,4 persen), Kabupaten Tanah Laut (2,2 persen), Kabupaten Kota Baru (6,5 persen), dan Kabupaten Tanah Bumbu (7,5 persen). Kota Banjarmasin mencatatkan pertumbuhan tertinggi yaitu 28,9 persen.
Kota Banjar Baru
Pada tahun 2024, Kota Banjar Baru mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp999.000, turun dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp1.030.796,26. Penurunan ini menghasilkan pertumbuhan negatif turun 3,1 persen. Meskipun demikian, Kota Banjar Baru tetap menduduki peringkat pertama se-Kalimantan Selatan dalam kategori ini, menunjukkan bahwa pengeluaran non-makanan di kota ini masih relatif tinggi dibandingkan dengan daerah lainnya.
Kota Banjarmasin
Kota Banjarmasin menunjukkan peningkatan signifikan dalam rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan, naik menjadi Rp950.619 pada tahun 2024 dari Rp846.415,81 pada tahun sebelumnya. Pertumbuhan sebesar 12,3 persen ini mengantarkan Banjarmasin ke peringkat kedua se-Kalimantan Selatan. Peningkatan ini mengindikasikan adanya peningkatan aktivitas ekonomi dan konsumsi di sektor non-makanan di ibu kota provinsi tersebut.
Kabupaten Tanah Bumbu
Kabupaten Tanah Bumbu mencatat rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp940.270 pada tahun 2024, naik dari Rp853.312,5 pada tahun sebelumnya. Pertumbuhan sebesar 10,2 persen ini menempatkan Tanah Bumbu di peringkat ketiga se-Kalimantan Selatan. Pertumbuhan yang kuat ini menunjukkan bahwa daya beli masyarakat di Kabupaten Tanah Bumbu terus meningkat, terutama dalam sektor non-makanan.
Kabupaten Tabalong
Kabupaten Tabalong mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp801.281 pada tahun 2024, naik dari Rp739.133,78 pada tahun sebelumnya. Pertumbuhan sebesar 8,4 persen ini mempertahankan posisi Tabalong di peringkat keempat se-Kalimantan Selatan. Peningkatan ini mengindikasikan adanya peningkatan kesejahteraan dan kemampuan konsumsi masyarakat Tabalong di sektor non-makanan.