Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat besar pengeluaran untuk rokok dan tembakau di Kabupaten Barito Kuala pada tahun 2024 sebesar Rp132.513 per kapita per bulan.
Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 6% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp140.952.16. Penurunan ini mengindikasikan adanya perubahan perilaku konsumsi atau faktor ekonomi lain yang mempengaruhi pengeluaran masyarakat untuk rokok dan tembakau di wilayah ini. Pengeluaran untuk rokok dan tembakau ini lebih kecil dibandingkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan jadi yang mencapai Rp232.488, namun lebih besar dari pengeluaran untuk kecantikan (Rp39.518), perawatan (Rp50.220), maupun sabun mandi (Rp51.292).
(Baca: Statistik Penduduk Beragama Islam di Jawa Tengah 2015-2024)
Secara historis, pengeluaran untuk rokok dan tembakau di Kabupaten Barito Kuala mengalami fluktuasi. Pada periode 2018-2024, pengeluaran terendah tercatat pada tahun 2018 sebesar Rp96.188, kemudian terus meningkat hingga mencapai titik tertinggi pada tahun 2023 sebesar Rp140.952. Kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2019 dengan pertumbuhan 15.3%. Meskipun sempat mengalami penurunan pada tahun 2022 sebesar 4.6%, pengeluaran kembali meningkat pada tahun 2023 sebelum akhirnya kembali turun di tahun 2024.
Dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Kalimantan Selatan, Kabupaten Barito Kuala menempati urutan ke-8 dalam besar pengeluaran untuk rokok dan tembakau pada tahun 2024. Kabupaten Tapin memiliki pengeluaran tertinggi (Rp171.412), diikuti Kabupaten Tanah Laut (Rp164.012) dan Kabupaten Kota Baru (Rp162.632). Secara nasional, Kabupaten Barito Kuala berada di peringkat 246. Urutan ini menunjukkan bahwa pengeluaran untuk rokok dan tembakau di Kabupaten Barito Kuala relatif sedang jika dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia.
Lima kabupaten/kota dengan nilai pengeluaran rokok dan tembakau tahun 2024 tertinggi di Kalimantan Selatan adalah Kabupaten Tapin (Rp171.412) dengan pertumbuhan 2.4%, Kabupaten Tanah Laut (Rp164.012) dengan pertumbuhan 2.2%, Kabupaten Kota Baru (Rp162.632) dengan pertumbuhan 6.5%, Kabupaten Tanah Bumbu (Rp160.867) dengan pertumbuhan 7.5%, dan Kota Banjar Baru (Rp155.905) dengan pertumbuhan 1.8%. Kabupaten Tapin tetap menjadi yang tertinggi, menunjukkan konsistensi preferensi atau kondisi ekonomi yang mendukung pengeluaran untuk rokok dan tembakau.
(Baca: Impor Bahan Bakar Mineral Indonesia dari Yunani Naik Menjadi US$ 41,04 Juta)
Kota Banjar Baru
Informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan di Kota Banjar Baru mengalami penurunan dari Rp1.030.796,26 menjadi Rp999.000, atau turun sebesar 3.1%. Sementara itu, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan meningkat tipis dari Rp869.961,8 menjadi Rp869.539. Secara keseluruhan, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan turun tipis sebesar 1.7%, dari Rp1.900.758,06 menjadi Rp1.868.538. Peringkat Kota Banjar Baru untuk pengeluaran bukan makanan adalah pertama di Kalimantan Selatan.
Kota Banjarmasin
Data Susenas menunjukkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan di Kota Banjarmasin mengalami peningkatan signifikan sebesar 12.3%, dari Rp846.415,81 menjadi Rp950.619. Pengeluaran untuk makanan juga mengalami kenaikan sebesar 7%, dari Rp787.344,25 menjadi Rp842.753. Total pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan juga mengalami peningkatan sebesar 9.8%, mencapai Rp1.793.372. Kota Banjarmasin menduduki peringkat kedua untuk pengeluaran bukan makanan di Kalimantan Selatan.
Kabupaten Tanah Bumbu
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Kabupaten Tanah Bumbu menunjukkan peningkatan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar 10.2%, dari Rp853.312,5 menjadi Rp940.270. Pengeluaran untuk makanan juga meningkat sebesar 12.9%, dari Rp788.198,99 menjadi Rp889.498. Total pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan meningkat sebesar 11.5%, mencapai Rp1.829.769. Kabupaten Tanah Bumbu menempati peringkat ketiga untuk pengeluaran bukan makanan di Kalimantan Selatan.
Kabupaten Tabalong
Informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan di Kabupaten Tabalong meningkat sebesar 8.4%, dari Rp739.133,78 menjadi Rp801.281. Sementara itu, pengeluaran untuk makanan meningkat tipis sebesar 3%, dari Rp850.596,19 menjadi Rp876.414. Secara keseluruhan, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan meningkat sebesar 5.5%, mencapai Rp1.677.695. Kabupaten Tabalong menduduki peringkat keempat untuk pengeluaran bukan makanan di Kalimantan Selatan.