Melambatnya daya beli masyarakat sepanjang tahun lalu yang berdampak terhadap melambatnya penjualan membuat emiten di sektor ritel turun seperti yang terlihat dalam grafik di bawah ini. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, konsumsi masyarakat pada 2017 tumbuh 4,95% lebih rendah dari tahun sebelumnya sebesar 5,01%.
Empat emiten sektor ritel yang telah mengeluarkan laporan keuangan tahun buku 2017 mengalami penurunan laba. Hero Supermarket (HERO) mengalami penurunan paling tajam dialami Hero Supermarket, sepanjang tahun lalu mencatat rugi Rp 191,4 miliar dari tahun sebelumnya untung Rp 120,59 miliar. Tiga emiten lainnya, Matahari Departement Store (LPPF) labanya turun 5,6%, Midi Utama Indonesia (MIDI) menyusut 48% serta Sumber Alfaria Trijaya (AMRT) jatuh 50%.
Melambatnya pertumbuhan penjualan yang dibarengi dengan meningkatnya beban pendapatan membuat laba perusahaan ritel tahun lalu turun dibanding tahun lalu, bahkan hingga merugi. Sementara turunya laba AMRT dan MIDI juga dipicu oleh meningkatnya beban penjualan dan distribusi seiring bertambahnya gerai kedua emiten.