Perusahaan tambang nikel PT Vale Indonesia Tbk (INCO) membukukan kinerja keuangan positif pada semester I 2023.
Dalam paruh pertama tahun ini, mereka mencetak pendapatan USD 658,9 juta atau sekitar Rp9,9 triliun (kurs Rp15.112 per USD), tumbuh 16,7% dibanding semester I 2022 (year-on-year/yoy).
Laba yang dapat diatribusikan ke entitas induk INCO juga tumbuh 12% (yoy) menjadi USD 168,5 juta atau sekitar Rp2,5 triliun.
Namun, entitas induk terbesar INCO bukan Indonesia, melainkan perusahaan Kanada.
Menurut keterangan di situs resminya, sampai 28 Juli 2023 mayoritas saham INCO dikuasai oleh Vale Canada Limited (VCL), dengan porsi kepemilikan 43,79%.
VCL sendiri merupakan anak usaha dari Vale S.A., salah satu perusahaan tambang nikel dan logam terbesar di dunia yang berkantor pusat di Brasil.
"Entitas induk langsung Perseroan adalah Vale Canada Limited (VCL), dan entitas pengendali utama adalah Vale S.A.," kata manajemen INCO dalam laporan keuangannya.
(Baca: 85% Ekspor Nikel Indonesia Dikirim ke Tiongkok pada 2022)
Di bawah VCL, ada PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum). Badan usaha milik negara (BUMN) ini tercatat menguasai 20,00% saham INCO.
Kemudian ada Sumitomo Metal Mining (SMM), perusahaan asal Jepang yang menguasai 15,03% saham INCO, diikuti Vale Japan Limited dengan porsi kepemilikan 0,54%.
Sementara, proporsi saham INCO yang dimiliki publik totalnya mencapai 20,64%.
"Tidak ada pemegang saham publik yang memiliki lebih dari 5% dari jumlah modal saham yang ditempatkan dan disetor penuh pada tanggal 30 Juni 2023," kata manajemen INCO di laporan keuangannya.
(Baca: Harga Nikel Turun Semester I 2023, Bagaimana Proyeksi ke Depan?)
Adapun porsi kepemilikan saham INCO tengah menjadi perbincangan "hangat" di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Saat ini, Komisi VII DPR sedang mendorong pemerintah Indonesia untuk mengambil saham mayoritas INCO, supaya sumber daya nikel yang mereka kelola berada di bawah kendali Indonesia.
"Komisi VII DPR mendesak Kementerian ESDM dalam proses divestasi saham PT Vale Indonesia Tbk agar mendukung MIND ID untuk menjadi saham pengendali, guna mendapatkan hak pengendalian operasional dan financial consolidation sebagai bentuk penguasaan negara melalui BUMN," kata Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Maman Abdurrahman dalam siaran persnya, Rabu (14/6/2023).
Hal senada disampaikan Anggota Komisi VII DPR Ramson Siagian. Ia meminta agar aset dan cadangan tambang nikel PT Vale Indonesia Tbk dikonsolidasikan ke dalam buku kekayaan negara Indonesia, mengingat saat ini sumber daya tersebut masih dicatatkan di Kanada.
"Tambang ini berbeda dengan manufaktur. Kalau manufaktur asetnya hanya tanah dan industrinya, kalau ini (tambang) ada yang tersimpan di dalam, yaitu sumber daya dan cadangan. Nah, ini yang tercatat di Kanada,” kata Ramson.
(Baca: Bukan Cuma Produsen, Indonesia Merupakan Pemilik Cadangan Nikel Terbesar Dunia pada 2022)