Indonesia memiliki komoditas pertambangan yang berlimpah, mulai dari emas, timah, batu bara, hingga nikel. Bahkan, menurut laporan Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), Indonesia merupakan pemilik cadangan nikel terbesar di dunia.
USGS memperkirakan, cadangan nikel di dunia lebih dari 100 juta metrik ton pada 2022. Jumlah itu meningkat 5,2% dibandingkan perkirakan cadangan nikel dunia pada 2021 sebanyak 95 juta metrik ton.
Dalam laporan tersebut, Indonesia diperkirakan memiliki cadangan nikel sebanyak 21 juta metrik ton pada 2022. Jumlah itu setara dengan Australia pada periode tersebut.
Ini artinya, Indonesia dan Australia masing-masing menyumbang 21% dari total cadangan nikel global sepanjang tahun lalu.
Berikutnya, ada Brasil di peringkat kedua dengan kepemilikan cadangan nikel sebesar 16 juta metrik ton. Kemudian, cadangan nikel dari Rusia dan Kaledonia Baru tercatat masing-masing sebesar 7,5 juta metrik ton dan 7,1 juta metrik ton.
Tak hanya pemilik cadangan terbesar, Indonesia juga unggul sebagai produsen nikel terbesar di dunia pada 2022 yakni mencapai 1,6 juta. Di bawahnya, ada Filipina dan Rusia masing-masing 330 ribu dan 220 ribu metrik ton.
Berikut daftar negara pemilik cadangan nikel terbesar dunia pada 2022:
- Australia: 21 juta metrik ton
- Indonesia: 21 juta metrik ton
- Brasil: 16 juta metrik ton
- Rusia: 7,5 juta metrik ton
- Kaledonia Baru: 7,1 juta metrik ton
- Filipina: 4,8 juta metrik ton
- Kanada: 2,2 juta metrik ton
- Tiongkok: 2,1 juta metrik ton
- Amerika Serikat: 370 ribu metrik ton
- Negara Lainnya: 20 juta metrik ton
Sebagai pemilik cadangan nikel terbesar dunia, hal ini menjadi peluang besar bagi Indonesia untuk mendorong perekonomian tanah air melalui komoditas tersebut. Pasalnya, nikel merupakan bahan baku penting dalam pembuatan baterai pada industri kendaraan listrik (EV), yang tengah bertumbuh eksponensial secara global.
(Baca: Deretan Negara Penghasil Nikel Terbesar di Dunia pada 2022, Indonesia Nomor Satu!)