Banjir merupakan salah satu permasalahan utama di DKI Jakarta sejak puluhan tahun lalu. Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengklaim luas area terendam banjir besar di ibu kota menurun semenjak masa jabatannya.
Berdasarkan laporan Anies berjudul "Transformasi Jakarta 2017-2022: Gagasan, Narasi, dan Karya", terdapat tiga kejadian banjir besar yang terjadi di DKI Jakarta dalam satu dekade terakhir.
Tercatat, luas area yang terendam banjir besar di ibu kota mencapai 4 kilometer persegi (km2) pada 20 Februari 2021. Tingkat curah hujan yang dilaporkan pada saat itu sebesar 226 milimeter (mm)/hari.
Kemudian, luas area banjir besar yang terjadi di DKI Jakarta sebesar 156 km2 pada 1 Januari 2020 dengan tingkat curah hujan 377 mm/hari.
Sementara, luas area banjir besar di ibu kota sempat mencapai 240 km2 pada 17 Januari 2013 dengan tingkat curah hujan 193 mm/hari. Ini artinya, luas area terendam banjir di provinsi ini pada 2021 menurun 99,33% dibandingkan 2013.
“Meskipun dengan curah hujan yang lebih ekstrim, dampak banjir yang dirasakan warga dan waktu pemulihan pasca banjir kian membaik di tahun 2020 dan 2021, dibandingkan tahun 2013,” ujar Anies dikutip dalam laporannya.
Begitu pula dengan jumlah rukun warga (RW) yang terdampak banjir Jakarta tercatat mengalami penurunan. Jumlah RW terendam banjir besar DKI Jakarta pada 2013 sebanyak 599 RW, pada 2020 sebanyak 390 RW, dan 2021 sebanyak 113 RW.
Setelah 5 tahun menjabat, akhirnya Anies Baswedan resmi melepas jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta pada Minggu (16/10). Ibu kota kini dipimpin oleh Heru Budi Hartono sebagai Pejabat alias Pj Gubernur hingga 2024 mendatang.
(Baca: Waspada Banjir, Ini Ketinggian Pintu Air di DKI Jakarta (Jumat, 7 Oktober 2022))