25% Kesatuan Hidrologis Gambut RI Rentan Banjir Tinggi, Ini Wilayahnya

Hasil riset Pantau Gambut mengungkap, 25% area kesatuan hidrologis gambut (KHG) Indonesia yang tersebar di Sumatera, Kalimantan, dan Papua masuk dalam kategori kerentanan banjir tinggi.

Sementara itu, 18% area KHG masuk kategori kerentanan sedang dan 57% area memiliki tingkat kerentanan banjir rendah.

“Berdasarkan pengelompokan sebaran KHG, regional Kalimantan mencatat tingkat kerentanan banjir tertinggi, diikuti oleh Sumatera dan Papua,” jelas Pantau Gambut dalam laporan Tenggelamnya Lahan Basah.

Spesifik provinsinya, kerentanan banjir paling tinggi di antaranya Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Sumatera Selatan, dan Riau.

Berikut tingkat kerentanan banjir di area KHG, menurut riset Pantau Gambut pada 2025:

Kalimantan

• Kerentanan tinggi: 3,82 juta hektare (ha)
• Kerentanan sedang: 438.688 ha
• Kerentanan rendah: 4,05 juta ha

Sumatera

• Kerentanan tinggi: 1,80 juta ha
• Kerentanan sedang: 3 juta ha
• Kerentanan rendah: 4,21 juta ha

Papua

• Kerentanan tinggi: 303.628 ha
• Kerentanan sedang: 709.332 ha
• Kerentanan rendah: 5,32 juta ha

Menurut pengamatan Pantau Gambut, di Kalimantan Tengah, degradasi lahan gambut akibat aktivitas perkebunan besar telah mengubah lanskap wilayah ini. Kanalisasi yang masif menghilangkan kemampuan lahan gambut menyerap air hujan, sehingga banjir lebih sering terjadi.

Riset menggunakan metode evaluasi multikriteria (MCE) dengan dukungan sistem informasi geospasial (GIS). Metode expert adjustment juga digunakan untuk menentukan setiap parameter yang mempengaruhi limpasan banjir.

Data yang dikoleksi mencakup 2014-2023. Salah satu data yang digunakan adalah curah hujan rerata tahunan dari Climate Hazards Group InfraRed Precipitation with Station (CHIRPS).

(Baca: Area Konsesi di Ekosistem Gambut Rentan Banjir, Terutama Konsesi Sawit)