Nilai Ekonomi Perhutanan Sosial RI Cenderung Naik dalam 10 Tahun Terakhir

Berdasarkan data Kementerian kehutanan (Kemenhut), hingga 4 September 2025 pukul 14.58 WIB, luas perhutanan sosial di Indonesia mencapai 8,32 juta hektare.

Perhutanan sosial adalah sistem pengelolaan hutan lestari yang dilaksanakan dalam kawasan hutan negara atau hutan hak/hutan adat yang dilaksanakan masyarakat setempat atau masyarakat hukum adat. Ini tertuang dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 9 Tahun 2021 tentang Pengelolaan Perhutanan Sosial.

Sampai saat ini, usaha perhutanan sosial di Indonesia mencapai 15.775 kelompok. Setiap kelompok menghasilkan berbagai produk atau komoditas yang memiliki nilai ekonomi.

Nilai ekonomi perhutanan sosial Indonesia dalam 10 tahun terakhir memiliki kecenderungan naik.

Pada 2016 nilai ekonomi perhutanan sosial sebesar Rp3,28 miliar. Sekalipun sempat turun pada 2017, tapi setelahnya kenaikan konsisten terjadi pada 2018 hingga 2020 yang nilainya mencapai Rp130,31 miliar.

Pada 2021, nilainya sempat turun. Namun, sejak 2022 sampai 2024 terjadi tren kenaikan. Pada 2024 nilai ekonomi perhutanan sosial Indonesia mencapai rekor tertinggi selama 2016-2025, yakni Rp1,97 triliun.

Adapun hingga 4 September 2025 pukul 14.58 WIB, nilai ekonomi perhutanan sosial Indonesia mencapai Rp544,37 miliar.

(Baca: Tandan Buah Sawit, Komoditas Perhutanan Sosial dengan Nilai Ekonomi Tertinggi)