Sebanyak 2.131 Desa Tepi Laut di Indonesia Tercemar pada 2024

Badan Pusat Statistik (BPS) mendata, ada 12.968 desa tepi laut di Indonesia pada 2024. Dari jumlah tersebut, 2.131 desa mengalami pencemaran.

Berdasarkan jenisnya pencemaran, 1.211 desa mengalami pencemaran air. Selanjutnya, 789 desa mengalami pencemaran udara dan 131 desa terkena pencemaran tanah.

“Berbagai pencemaran ini bersumber dari limbah rumah tangga, pabrik, dan lainnya,” kata BPS di laporannya.

BPS juga mendata menurut sumber pencemaran, di antaranya 914 desa tercemar karena limbah rumah tangga, 864 tercemar karena limbah pabrik, dan 353 desa tercemar dari limbah yang masuk kategori lainnya.

Dilihat dari kebiasaan membuang sampah, sebagian besar keluarga di 8.552 desa tepi laut membuang sampah di lubang atau dibakar. Sebagian masyarakat di 1.617 desa pun terbiasa membuang sampah di sungai/saluran irigasi/danau/laut.

Sementara itu, tempat pembuangan sampah sebagian keluarga lainnya di desa tepi laut adalah tempat sampah kemudian diangkut, drainase (got/selokan), tempat penampungan sampah sementara, dan lainnya.

Di sisi lain, BPS mengatakan, laut Indonesia pun sedang mengalami ancaman serius karena pencemaran yang berasal dari limbah industri, pertanian, dan domestik, terutama plastik.

Dampak kerusakan laut bagi sektor ekonomi, kata BPS, paling berpengaruh pada masyarakat nelayan yang perekonomiannya sangat bergantung pada kondisi laut.

“Pencemaran laut mengakibatkan penurunan hasil tangkap nelayan di sejumlah wilayah,” ujar BPS.

(Baca: Ini Provinsi dengan Desa/Kelurahan Terdampak Pencemaran Air Terbanyak di RI 2023)