Sebagian besar masyarakat Indonesia menilai masalah lingkungan terpenting adalah pengelolaan sampah yang tidak efisien.
Hal ini terlihat dari temuan survei Yayasan Pelopor Pilihan Tujuhbelas (PP17) pada Mei 2025.
"Masalah pengelolaan sampah (42%) menjadi permasalahan lingkungan yang dianggap paling penting untuk segera diselesaikan, meskipun mengalami penurunan," kata PP17 dalam Laporan National Kawula Survey Q2 2025.
Masalah pengelolaan sampah ini lebih banyak dianggap penting oleh perempuan (47%), masyarakat di Sumatera (49%) dan Jawa (48%).
(Baca: Isu Perubahan Iklim Belum Jadi Prioritas Umat Islam Indonesia)
Masalah lingkungan lain yang dianggap sebagai prioritas adalah banjir. Aspirasi ini banyak disampaikan oleh masyarakat yang berusia 25-34 tahun (51%), penduduk Jawa (49%), dan perempuan (48%).
Kemudian masalah pencemaran air dan udara lebih dianggap penting oleh kalangan lulusan perguruan tinggi (41%). Masyarakat yang lulus kuliah ini (28%) juga menganggap penting masalah perampasan hutan adat.
Sementara masalah alih fungsi gunung lebih dianggap penting oleh usia 35-44 tahun (23%), dan masalah pembukaan hutan untuk sawit lebih diprioritaskan masyarakat desa (23%).
Berikut daftar lengkap masalah lingkungan yang menjadi prioritas, atau dianggap penting untuk segera diselesaikan, menurut survei PP17:
- Pengelolaan sampah tidak efisien: 42%
- Banjir: 41%
- Kurangnya ruang terbuka hijau (RTH): 27%
- Pencemaran air dan udara: 27%
- Alih fungsi gunung untuk wisata: 25%
- Pembukaan hutan untuk sawit: 19%
- Perampasan hutan adat: 18%
- Gelombang panas ekstrem: 15%
- Monopoli sumber daya alam (SDA): 14%
- Ketergantungan energi fosil: 14%
- Kebakaran hutan dan lahan: 13%
- Kekeringan: 10%
- Tidak tahu: 6%
"Isu-isu teratas ini sedikit berbeda dengan kuartal sebelumnya, di mana pada Q1 2025 masalah prioritas terkait isu lingkungan adalah banjir dan kekeringan (58%), pengelolaan sampah tidak efisien (57%), serta pencemaran air (33%)," ucap PP17.
PP17 melakukan survei ini pada 12-15 Mei 2025. Metode yang digunakan adalah Computer-Assisted Self Interviewing (CASI) atau survei daring dengan melibatkan 417 responden berusia 17-44 tahun di Indonesia.
(Baca: Sampah RI Terbesar Berasal dari Sisa Makanan pada 2024)