Hutan Lindung Jawa Barat Berkurang 41 Ribu Hektare selama 2016-2024

Lingkungan

Lite

Adi Ahdiat 07/03/2025 17:13 WIB

URL telah disalin

Memuat...

Menurut laporan Badan Pusat Statistik, luas hutan lindung di Provinsi Jawa Barat berkurang sekitar 41 ribu hektare selama periode 2016-2024.

Luas Hutan Lindung di Provinsi Jawa Barat (2016-2024)

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Akses single data

Hutan Lindung Jawa Barat Berkurang 41 Ribu Hektare selama 2016-2024

Ingin mendapatkan akses Data Stories lebih banyak dengan harga lebih ekonomis? Silakan berlangganan.

Dengan berlangganan, Anda ikut membantu kami untuk menyajikan data berkualitas.

Dapatkan:

Akses Data Stories premium
Kenyamanan membaca tanpa iklan
Unduh data dalam format XLS, PDF, dan gambar/image
Akses ke informasi sumber data

Lihat lebih lengkap

Basic

~~Rp100.000~~

Rp50.000/bulan

Professional

~~Rp100.000~~

Rp150.000/bulan

Institutional Untuk organisasi

Hubungi Kami

Kami menerima pembayaran berikut:

Beberapa metode pembayaran masih dalam proses aktivasi.

Luas Hutan Lindung di Provinsi Jawa Barat (2016-2024)

Unduh

Sumber

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Berdasarkan Peraturan Menteri LHK Nomor 105 Tahun 2018, "hutan lindung" adalah hutan yang berfungsi melindungi sistem penyangga kehidupan, salah satunya untuk mengatur tata air dan mencegah bencana banjir.

Namun, luas hutan lindung di Jawa Barat menyusut dalam beberapa tahun terakhir.

Mengutip laporan Provinsi Jawa Barat Dalam Angka, pada 2016 Jawa Barat masih memiliki hutan lindung seluas 271 ribu hektare.

Setelah itu luasnya berfluktuasi hingga tersisa 230 ribu hektare pada 2024.

Secara kumulatif, selama periode 2016-2024 luas hutan lindung di Jawa Barat sudah berkurang sekitar 41 ribu hektare.

(Baca: Bekasi Masuk 10 Daerah Risiko Banjir Tertinggi di Jawa Barat)

Adapun menurut Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq, penyusutan kawasan lindung di hulu Sungai Ciliwung, Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menjadi salah satu penyebab bencana banjir yang melanda Jabodetabek awal Maret 2025.

"Banjir di sana itu penyebab utamanya landscape kita rusak," kata Hanif, disiarkan Katadata.co.id, Kamis (6/3/2025).

Hanif mengatakan, pada 2010 terdapat 15 ribu hektare kawasan lindung/taman nasional/badan air, serta 500 hektare permukiman di hulu Sungai Ciliwung.

Namun, pada 2022 kawasan lindung/taman nasional/badan air di sana berkurang 8 ribu hektare untuk kawasan pertanian. Sedangkan kawasan permukiman bertambah menjadi 1,5 ribu hektare.

"Posisi ini yang kemudian menimbulkan bencana [banjir Jabodetabek] tanggal 2 Maret," kata Hanif.

(Baca: Indeks Risiko Banjir Bekasi Tertinggi di Jabotabek)

Editor : Adi Ahdiat