Penanganan Stunting Yogyakarta Terbaik Nasional pada 2019

Layanan konsumen & Kesehatan

Lite

Monavia Ayu Rizaty 02/06/2021 15:30 WIB

URL telah disalin

Memuat...

3 Provinsi dengan Indeks Khusus Penanganan Stunting Tertinggi dan Terendah (2019)

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Akses single data

Penanganan Stunting Yogyakarta Terbaik Nasional pada 2019

Ingin mendapatkan akses Data Stories lebih banyak dengan harga lebih ekonomis? Silakan berlangganan.

Dengan berlangganan, Anda ikut membantu kami untuk menyajikan data berkualitas.

Dapatkan:

Akses Data Stories premium
Kenyamanan membaca tanpa iklan
Unduh data dalam format XLS, PDF, dan gambar/image
Akses ke informasi sumber data

Lihat lebih lengkap

Basic

~~Rp100.000~~

Rp50.000/bulan

Professional

~~Rp100.000~~

Rp150.000/bulan

Institutional Untuk organisasi

Hubungi Kami

Kami menerima pembayaran berikut:

Beberapa metode pembayaran masih dalam proses aktivasi.

3 Provinsi dengan Indeks Khusus Penanganan Stunting Tertinggi dan Terendah (2019)

Unduh

Sumber

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Yogyakarta menjadi provinsi dengan penanganan stunting terbaik secara nasional pada 2019. Ini dibuktikan dengan nilai Indeks Khusus Penanganan Stunting (IKPS) yang mencapai 79,94 poin, naik dari tahun sebelumnya sebesar 78,54.

Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Jawa Tengah menyusul di posisi selanjutnya dengan masing-masing 72,97 dan 71,17. Sementara, nilai IKPS terendah dimiliki oleh Papua sebesar 41,7, Maluku 50,91, dan Maluku Utara 53,42.

Sebagaimana Yogyakarta, kinerja pelaksanaan program penanganan stunting secara nasional juga mengalami peningkatan pada 2019. Ini tercermin dari IKPS nasional yang sebesar 66,08 pada 2019, naik 2,16 poin dari tahun sebelumnya sebesar 63,92.

(Baca: Persentase Balita Stunting di NTT Tertinggi Nasional)

IKPS merupakan indeks yang digunakan untuk mengetahui seberapa baik penanganan stunting di Indonesia. Semakin tinggi nilai IKPS, kian baik juga penanganan stunting. Setidaknya ada 12 indikator dalam menyusun IKPS yang kemudian dikelompokkan dalam enam dimensi, yaitu kesehatan, gizi, pendidikan, pangan, sanitasi dan air minum, serta perlindungan sosial.

Silakan klik tautan ini untuk mendapatkan data selengkapnya.

Editor : Dimas Jarot Bayu