Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase desa di Jawa Timur yang sebagian besar keluarga menggunakan kayu bakar untuk memasak sebesar 81,86 persen pada tahun 2024. Angka ini menunjukkan sedikit kenaikan sebesar 0,37 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Meski demikian, persentase ini lebih rendah dibandingkan rata-rata lima tahun terakhir (2018-2023) yang mencapai 51,57 persen.
Dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, persentase penggunaan kayu bakar di Jawa Timur menunjukkan fluktuasi yang signifikan. Pada tahun 2019, terjadi penurunan tajam sebesar 75,55 persen, diikuti dengan kenaikan drastis sebesar 75,44 persen pada tahun 2020. Kenaikan tertinggi dalam lima tahun terakhir terjadi pada tahun 2018, mencapai 227,88 persen. Tahun 2024 menunjukkan angka tertinggi kedua setelah tahun 2018.
(Baca: Kredit Bank Umum Lapangan Usaha Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Periode 2015-2025)
Secara peringkat di Pulau Jawa, Jawa Timur berada di posisi ketiga dalam persentase penggunaan kayu bakar, sama dengan tahun 2021. Secara nasional, Jawa Timur menempati peringkat ke-30 pada tahun 2024, turun dua peringkat dibandingkan tahun sebelumnya. Anomali terjadi pada tahun 2019 ketika Jawa Timur sempat menduduki peringkat ke-18 secara nasional.
Dibandingkan dengan provinsi lain di Pulau Jawa, Jawa Barat memiliki persentase penggunaan kayu bakar yang lebih rendah, yaitu 78,29 persen. Gorontalo, dengan persentase 90,74 persen, memiliki persentase tertinggi dibandingkan provinsi lain yang dibandingkan. Riau dengan persentase 82,94 persen menunjukkan persentase yang lebih tinggi dibandingkan Jawa Timur. Sementara itu, Sumatera Utara menunjukkan penurunan terendah dalam data perbandingan, yaitu -0,25 persen.
Secara keseluruhan, data menunjukkan bahwa penggunaan kayu bakar di Jawa Timur masih cukup tinggi dan mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Perlu adanya upaya lebih lanjut untuk mengurangi ketergantungan masyarakat pada kayu bakar sebagai sumber energi memasak, mengingat dampak negatifnya terhadap lingkungan dan kesehatan.
Gorontalo
Dengan nilai 90,74%, Gorontalo menduduki peringkat ke-6 di pulau Sulawesi, menunjukkan penurunan sebesar 7,41%. Dibandingkan tahun sebelumnya, terdapat selisih nilai yang cukup signifikan turun 6.72%. Walaupun terjadi penurunan, Gorontalo tetap menjadi salah satu provinsi dengan persentase penggunaan kayu bakar yang tinggi di Sulawesi.
(Baca: Produksi Stroberi Periode 2014-2024)
Sumatera Selatan
Sumatera Selatan berada di peringkat ke-5 di pulau Sumatera dengan persentase 85,81%. Pertumbuhan negatif turun 2,99% menunjukkan bahwa ada upaya pengurangan penggunaan kayu bakar, meskipun tidak signifikan. Dengan selisih nilai -2,57% dibandingkan tahun sebelumnya, Sumatera Selatan menunjukkan tren yang relatif stabil dalam pengurangan penggunaan kayu bakar.
Kep. Bangka Belitung
Kepulauan Bangka Belitung mencatatkan persentase 82,19% dan menempati peringkat ke-6 di pulau Sumatera. Pertumbuhan negatif turun 0,31% menunjukkan perubahan yang minimal dibandingkan tahun sebelumnya. Selisih nilai turun 0,25% mengindikasikan bahwa upaya pengurangan penggunaan kayu bakar di provinsi ini berjalan lambat.
Sumatera Utara
Sumatera Utara berada di peringkat ke-7 di Sumatera dengan nilai 81,57%. Penurunan signifikan sebesar 3,02% menunjukkan adanya upaya untuk mengurangi penggunaan kayu bakar di provinsi ini. Dengan selisih nilai -2,46% dibandingkan tahun sebelumnya, Sumatera Utara menunjukkan tren yang cukup baik dalam pengurangan penggunaan kayu bakar.
Jawa Barat
Jawa Barat mencatat persentase 79,91% dan berada di peringkat ke-4 di Pulau Jawa. Pertumbuhan negatif turun 1,72% menunjukkan bahwa ada penurunan penggunaan kayu bakar, meskipun tidak terlalu besar. Selisih nilai -1,38% mengindikasikan bahwa upaya pengurangan penggunaan kayu bakar di provinsi ini berjalan cukup baik.
Riau
Riau mencatat persentase 82,94% dalam penggunaan kayu bakar. Pertumbuhan negatif turun 5,61% menunjukkan penurunan yang cukup signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Riau berada di peringkat ke-8 di pulau Sumatera, dengan selisih nilai -4,65%.