Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat PDRB ADHB sektor penyediaan akomodasi dan makan minum Provinsi Jawa Timur pada tahun 2024 mencapai Rp 189,716.7 miliar. Terjadi pertumbuhan positif sebesar 9.54% dibandingkan tahun sebelumnya. Nilai ini menunjukkan peningkatan signifikan dari tahun 2023 yang sebesar Rp 173,189.33 miliar, dengan selisih sebesar Rp 16,527.37 miliar. Peningkatan ini mengindikasikan pemulihan dan pertumbuhan yang solid di sektor pariwisata dan kuliner Jawa Timur.
Secara historis, pertumbuhan PDRB sektor ini di Jawa Timur menunjukkan dinamika yang menarik. Kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2014 dengan pertumbuhan 17.73%, sementara penurunan terdalam terjadi pada tahun 2020 dengan kontraksi turun 7.91%, kemungkinan besar disebabkan oleh pandemi COVID-19. Jika dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan lima tahun terakhir (2019-2023) sebesar 6.25%, pertumbuhan tahun 2024 lebih tinggi, menandakan pemulihan yang kuat pasca pandemi. Namun, jika dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan tiga tahun terakhir (2021-2023) sebesar 10.6%, pertumbuhan tahun 2024 sedikit melambat.
(Baca: Angka Partisipasi Murni Periode 2013-2024)
Peringkat PDRB sektor ini di Jawa Timur pada tahun 2024 adalah yang pertama di Pulau Jawa, menunjukkan dominasinya dibandingkan provinsi lain di pulau tersebut. Secara nasional, Jawa Timur juga menduduki peringkat pertama. Tahun 2024 merupakan tahun kelima secara berturut turut Jawa Timur menduduki ranking pertama di Indonesia sejak 2019. Hal ini menggambarkan kontribusi signifikan sektor akomodasi dan makan minum terhadap perekonomian Jawa Timur, serta efektivitas kebijakan dan strategi yang diterapkan untuk mendukung sektor ini.
Anomali terlihat pada tahun 2020, di mana terjadi penurunan signifikan akibat pandemi. Namun, sektor ini mampu bangkit kembali dengan pertumbuhan positif di tahun-tahun berikutnya. Jika dibandingkan dengan tiga tahun sebelum pandemi (2017-2019), rata-rata pertumbuhan PDRB sektor ini adalah 10.13%. Artinya, pertumbuhan di tahun 2024 mendekati angka sebelum pandemi, meskipun belum sepenuhnya pulih.
Secara keseluruhan, data PDRB ADHB sektor penyediaan akomodasi dan makan minum Provinsi Jawa Timur tahun 2024 menunjukkan kinerja yang menggembirakan. Pertumbuhan positif, peringkat yang baik di tingkat regional dan nasional, serta kemampuan untuk pulih dari dampak pandemi menjadi indikator kuat bahwa sektor ini memiliki potensi besar untuk terus berkembang dan memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian Jawa Timur.
Jawa Timur
Jawa Timur memimpin dengan nilai PDRB sebesar Rp 189,716.7 miliar dan pertumbuhan 9.54%. Posisi pertama di pulau Jawa dan Indonesia menunjukkan sektor akomodasi dan makan minum di provinsi ini sangat dominan. Peningkatan sebesar 9.54% mengindikasikan pemulihan dan pertumbuhan signifikan, didorong oleh pulihnya sektor pariwisata dan aktivitas ekonomi lokal. Jawa Timur berhasil menjaga posisinya sebagai kontributor utama dalam sektor ini.
(Baca: NPL Bank Umum Lapangan Usaha Perantara Keuangan Periode 2015-2025)
DKI Jakarta
DKI Jakarta menempati urutan kedua dengan nilai PDRB sebesar Rp 178,510.88 miliar, menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik sebesar 10.71%. Dengan pertumbuhan 10.71%, DKI Jakarta mampu mencatatkan peningkatan yang signifikan, menandakan pemulihan dan aktivitas ekonomi yang tinggi di sektor pariwisata dan kuliner. Pertumbuhan yang baik ini membantu DKI Jakarta mempertahankan posisinya sebagai salah satu kontributor utama dalam sektor ini secara nasional.
Jawa Barat
Jawa Barat menempati posisi ketiga dengan nilai PDRB sebesar Rp 86,660.11 miliar, dengan pertumbuhan sebesar 9%. Meskipun berada di urutan ketiga di Pulau Jawa, Jawa Barat menunjukkan pertumbuhan yang positif, menandakan adanya peningkatan aktivitas ekonomi di sektor akomodasi dan makan minum. Pertumbuhan 9% menunjukkan sektor ini tetap menjadi kontributor penting bagi perekonomian Jawa Barat, meski dengan nilai yang lebih rendah dibandingkan Jawa Timur dan DKI Jakarta.
Jawa Tengah
Jawa Tengah menduduki peringkat keempat dengan nilai PDRB sebesar Rp 64,731.32 miliar dan pertumbuhan 12.08%. Pertumbuhan yang mencapai 12.08% ini menunjukkan adanya peningkatan signifikan dalam aktivitas ekonomi di sektor akomodasi dan makan minum di Jawa Tengah. Peningkatan ini mencerminkan upaya yang berhasil dalam mengembangkan sektor pariwisata dan kuliner, serta meningkatkan daya saing daerah.
Bali
Bali, meskipun berada di luar Pulau Jawa, menempati peringkat kelima secara nasional dengan nilai PDRB sebesar Rp 63,912.74 miliar dan pertumbuhan 16.88%. Dengan pertumbuhan 16.88%, Bali menunjukkan pemulihan yang luar biasa setelah terpuruk akibat pandemi. Tingkat pertumbuhan yang tinggi ini mencerminkan upaya keras dalam menghidupkan kembali sektor pariwisata, yang merupakan tulang punggung perekonomian Bali. Peringkat kelima secara nasional menunjukkan betapa pentingnya sektor akomodasi dan makan minum bagi Bali.