Kasus Aktif Covid-19 Indonesia Paling Banyak di Asia Tenggara

Layanan konsumen & Kesehatan

Lite

Andrea Lidwina 14/10/2020 09:46 WIB

URL telah disalin

Memuat...

Indonesia melaporkan 65.299 kasus aktif Covid-19 hingga Selasa (13/10), menjadi yang paling banyak di Asia Tenggara. Filipina menempati posisi berikutnya dengan hampir 45 ribu kasus.

Total Kasus Aktif Covid-19 di Asia Tenggara (per 13 Oktober 2020)

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Akses single data

Kasus Aktif Covid-19 Indonesia Paling Banyak di Asia Tenggara

Ingin mendapatkan akses Data Stories lebih banyak dengan harga lebih ekonomis? Silakan berlangganan.

Dengan berlangganan, Anda ikut membantu kami untuk menyajikan data berkualitas.

Dapatkan:

Akses Data Stories premium
Kenyamanan membaca tanpa iklan
Unduh data dalam format XLS, PDF, dan gambar/image
Akses ke informasi sumber data

Lihat lebih lengkap

Basic

~~Rp100.000~~

Rp50.000/bulan

Professional

~~Rp100.000~~

Rp150.000/bulan

Institutional Untuk organisasi

Hubungi Kami

Kami menerima pembayaran berikut:

Beberapa metode pembayaran masih dalam proses aktivasi.

Total Kasus Aktif Covid-19 di Asia Tenggara (per 13 Oktober 2020)

Unduh

Sumber

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Indonesia melaporkan 65.299 kasus aktif Covid-19 hingga Selasa (13/10), menjadi yang paling banyak di Asia Tenggara. Filipina menempati posisi berikutnya dengan hampir 45 ribu kasus, kemudian Myanmar dan Malaysia masing-masing di kisaran 18 ribu dan 5 ribu kasus.

(Baca: 11 Provinsi Prioritas Sumbang 74,14% Kasus Corona di Indonesia)

Sementara itu, negara-negara lainnya di kawasan ini merawat pasien virus corona hanya dalam jumlah sedikit. Thailand dengan 127 kasus, Singapura 116 kasus, dan Vietnam 53 kasus. Laos, Timor Leste, dan Kamboja punya sekitar 1-5 kasus, bahkan tak ada kasus aktif di Brunei Darussalam.

Pemerintah mengimbau masyarakat untuk disiplin menerapkan gerakan 3M, yakni mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, dan memakai masker. Tujuannya untuk memutus penyebaran virus corona selama vaksin belum ditemukan.

Editor : Muhammad Ahsan Ridhoi