Pemerintah terus mengupayakan pelaksanaan vaksin Covid-19 untuk seluruh masyarakat. Hasil survei Katadata Insight Center (KIC) bersama Kawal Covid19 dan Change.org menunjukkan, masih ada 38,8% masyarakat Jawa Barat yang tidak bersedia divaksin Covid-19.
Dari jumlah itu, sebanyak 42,1% responden tak mau divaksin dengan alasan tidak percaya vaksin Covid-19. Secara rinci, mayoritas atau 53,6% responden tidak percaya pada vaksin covid-19 karena beranggapan bahwa vaksin belum ampuh karena setelah vaksin pun masih bisa terkena virus Covid-19.
Sebanyak 48,2% responden beranggapan bahwa kekebalan dapat dibentuk secara alami melalui herd immunity. Kemudian, 44,6% responden beralasan bahwa vaksin Covid-19 berbahaya.
Alasan lainnya yaitu responden tidak percaya dengan pemerintah dan menganggap bahwa vaksin Covid-19 cuman akal-akalan industri farmasi, dengan persentase sama-sama sebesar 33,9%. Kemudian, sebanyak 23,2% responden beralasan tidak percaya pada vaksin pada umumnya.
Ada pula 16,1% responden yang beralasan takut dimasukkan chip pengintai saat divaksin. Kemudian, 10,7% responden beranggapan bahwa vaksin Covid-19 tidak halal.
Alasan lainnya responden tidak percaya vaksin, yaitu terpengaruh dari tokoh yang dipercaya dan sudah kena virus corona sehingga punya kekebalan alami dengan persentase masing-masing sebesar 3,6%. Sisanya sebanyak 10,7% responden tidak percaya vaksin corona karena alasan lainnya.
Survei ini dilakukan secara daring pada 6-22 Agustus 2021. Survei melibatkan 1.755 responden yang berada di wilayah Jawa Barat.
(Baca: KIC: Sentra Vaksinasi Covid-19 Milik Pemerintah Jadi Pilihan Utama Masyarakat)