Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes), jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia pada periode kuartal I atau Januari-Maret 2024 meningkat hampir tiga kali lipat dibanding periode sama tahun lalu.
"Update minggu ke-12 tahun 2024, jumlah kasus (DBD) mencapai 43.271 dan kematian 343 jiwa," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kemenkes Imran Pambudi, dilansir dari Antara, Minggu (31/3/2024).
Adapun pada Januari-Maret tahun lalu tercatat ada 17.434 kasus DBD dengan jumlah kematian 144 jiwa.
Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Masdalina Pane mengatakan, tren peningkatan kasus DBD saat ini perlu disikapi dengan upaya mitigasi dari berbagai pihak.
"Sebenarnya kenaikan kasus dengue telah terjadi sejak November 2023 di beberapa wilayah. Tapi sepertinya kita tidak serius mengendalikannya, sehingga wilayahnya bertambah luas dan kasus terus meningkat," kata dia.
Masdalina mengatakan, meski tren kasus DBD akan selesai dengan sendirinya ketika siklus reproduksi nyamuk Aedes aegypti kembali normal, bukan berarti situasi saat ini bisa dibiarkan.
"Indikator utama pengendalian wabah adalah kasus tidak meningkat dan tidak meluas. Jika kasus dan kematian terus bertambah, itu artinya kita gagal melakukan pengendalian dengan korban tidak sedikit," ujarnya.
Masdalina pun mengimbau pemerintah daerah untuk memerhatikan perkembangan kasus DBD di wilayah masing-masing, meski di tengah kesibukan mempersiapkan pilkada.
"Jangan sampai masyarakat yang menanggung akibatnya, karena kesalahan kolektif dari kemampuan mendeteksi dini sampai dengan respons terhadap kejadian ini," kata Masdalina.
(Baca: Ada 316 Kematian Akibat DBD pada Awal 2024, Terbanyak di Jawa Barat)