Tren kematian akibat obesitas di Indonesia terus meningkat. Bahkan selama 20 tahun terakhir tercatat belum ada penurunan tren.
Obesitas sendiri merupakan penumpukan lemak di dalam tubuh akibat besarnya kalori yang masuk dibandingkan yang dibakar. Dilansir dari Alodokter, obesitas yang tak segera ditangani dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung, hipertensi, hingga diabetes.
(Baca: Ada 41 Ribu Penderita Diabetes Tipe 1 di Indonesia pada 2022, Terbanyak di ASEAN)
Our World in Data menyebut, secara global, angka kematian akibat obesitas sekitar 60 per 100.000 penduduk pada 2017. Angka kematian tercatat tinggi di negara-negara berpenghasilan menengah, terutama di seluruh Eropa Timur, Asia Tengah, Afrika Utara, dan Amerika Latin.
"Tren di sana bisa mendekati 200 per 100.000 penduduk," kutip dari laporan Our World in Data.
Lantas, bagaimana tren di Indonesia?
Grafik yang diolah Our World in Data meninjukkan, kematian akibat obesitas menyentuh 39,11 per 100.000 penduduk pada 2000 silam. Selang lima tahun kemudian, pada 2005, angkanya melonjak hingga 49,5 kematian per 100.000 penduduk.
Memasuki 2010, trennya sudah di titik 62,46 kematian. Setelahnya, tren kematian naik 2-3 poin tiap tahun. Hanya kenaikan pada 2016-2017 dan 2018-2019 saja yang kenaikannya bisa ditekan 1 poin seperti terlampir pada grafik.
Data diolah Our World in Data dari Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) dan Global Burden of Disease (2019).
(Baca juga: Kasus Infeksi Baru dan Kematian Cenderung Turun, Ini Perjalanan HIV Dunia 10 Tahun Terakhir)