Ini Hasil Deteksi Dini Kanker Serviks Perempuan RI Melalui IVA pada 2024

Laporan Profil Kesehatan Indonesia 2024 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkap, sebanyak 4.809.389 perempuan Indonesia usia 30-50 tahun sudah menjalani pemeriksaan deteksi dini kanker leher rahim alias serviks melalui inspeksi visual asam asetat (IVA) pada 2024.

Dari jumlah tersebut, perempuan yang dinyatakan IVA positif sebanyak 30.457 orang atau 0,63% dari total. Sementara yang dicurigai terkena kanker leher rahim sebanyak 730 orang atau 0,02%.

Pemeriksaan IVA bisa dilakukan di fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP). Selama 2022-2024, Kemenkes mencatat ada 10.009.516 perempuan usia 30-50 tahun atau 23,59% dari sasaran telah menjalani deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA.

Deteksi dini tertinggi dilaporkan oleh Provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar 67,04%, diikuti oleh Banten sebesar 57,39%, dan Jawa Barat sebesar 51,72%. Sedangkan, provinsi dengan cakupan deteksi dini terendah, yaitu Papua Selatan (0,02%) dan Papua Pegunungan (0,39%). Berikut datanya.Kemenkes menyebut, kanker leher rahim juga payudara merupakan jenis kanker terbanyak di Indonesia. Kedua jenis kanker ini memiliki angka kematian yang tinggi yang disebabkan oleh terlambatnya diagnosis dan tatalaksana.

"Hampir 70% pasien kanker dideteksi pada stadium lanjut. Hal ini sangat disayangkan, bila kanker leher rahim dapat ditemukan pada tahap sebelum terjadinya kanker (lesi prakanker) dan dapat diterapi sehingga tidak menjadi kanker," tulis Kemenkes dalam laporannya.

Sebagai catatan, IVA merupakan alat skrining dini yang sederhana, cepat, dan murah untuk mendeteksi adanya lesi prakanker pada leher rahim. Apabila hasil pemeriksaan dinyatakan positif, pasien tidak perlu panik karena dapat menjalani pemeriksaan lanjutan, seperti pap smear atau biopsi, di fasilitas kesehatan tingkat lanjut guna memperoleh hasil yang lebih akurat.

(Baca: Ini 10 Provinsi Terdepan dalam Deteksi Dini Kanker Rahim dan Payudara)