Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, PDRB ADHB Sektor Industri Furnitur Jawa Barat pada tahun 2024 mencapai Rp 3.63 triliun. Angka ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 1.9% dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun mengalami pertumbuhan, angka ini lebih rendah dibandingkan rata-rata pertumbuhan selama tiga tahun terakhir (2021-2023) yang sebesar 0.59%. Pertumbuhan ini juga di bawah rata-rata pertumbuhan lima tahun terakhir (2019-2023).
Secara historis, pertumbuhan tertinggi PDRB Industri Furnitur Jawa Barat terjadi pada tahun 2014, yaitu sebesar 17.66%. Sementara itu, pertumbuhan terendah terjadi pada tahun 2021, yaitu turun 7.93%. Penurunan pada tahun 2021 menjadi anomali jika dibandingkan dengan tren pertumbuhan positif yang terjadi dalam periode 2010-2019. Meskipun sempat mengalami penurunan, industri furnitur Jawa Barat menunjukkan resiliensi dengan kembali mencatatkan pertumbuhan positif dalam tiga tahun terakhir.
(Baca: Tenaga Kependidikan SD Perempuan Periode 2017-2024)
Dalam konteks regional, ranking PDRB Industri Furnitur Jawa Barat di Pulau Jawa berada pada urutan ke-4 pada tahun 2024, tidak berubah dari tahun sebelumnya. Nilai PDRB Jawa Barat masih di bawah Jawa Timur (Rp 21.82 triliun), Jawa Tengah (Rp 6.15 triliun), dan DKI Jakarta (Rp 5.25 triliun). Secara nasional, Jawa Barat menempati peringkat ke-4.
Pertumbuhan PDRB Industri Furnitur Jawa Barat pada tahun 2024 lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan rata-rata nasional. Hal ini mengindikasikan bahwa industri furnitur di provinsi lain mengalami pertumbuhan yang lebih signifikan. Meskipun demikian, kontribusi industri furnitur Jawa Barat terhadap PDRB nasional tetap signifikan, mengingat posisinya sebagai salah satu provinsi dengan perekonomian terbesar di Indonesia.
Secara keseluruhan, PDRB Industri Furnitur Jawa Barat menunjukkan tren yang fluktuatif dalam lima tahun terakhir. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2014, diikuti oleh penurunan pada tahun 2021, dan kemudian kembali tumbuh positif. Meskipun pertumbuhan pada tahun 2024 lebih rendah dibandingkan rata-rata tiga dan lima tahun terakhir, industri furnitur Jawa Barat tetap menjadi sektor penting dalam perekonomian provinsi.
Jawa Timur
Jawa Timur menduduki peringkat pertama di Pulau Jawa dengan nilai PDRB Industri Furnitur mencapai Rp 21.82 triliun. Dengan kata lain, nilai PDRB Jawa Timur sekitar enam kali lipat dari Jawa Tengah yang menduduki posisi kedua di Pulau Jawa. Nilai PDRB Jawa Timur mencerminkan dominasi yang signifikan dalam sektor ini dibandingkan dengan provinsi lain di Pulau Jawa. Jawa Timur mencatatkan pertumbuhan sebesar 7.16%, menunjukkan kinerja yang solid dan kontribusi besar terhadap perekonomian regional.
(Baca: PDRB Konsumsi Pemerintah Periode 2013-2023)
Jawa Tengah
Jawa Tengah menempati urutan kedua di Pulau Jawa dengan nilai PDRB Industri Furnitur sebesar Rp 6.15 triliun. Jawa Tengah menunjukkan peningkatan yang stabil dengan pertumbuhan 4.5%. Capaian ini menunjukkan kontribusi signifikan terhadap perekonomian pulau Jawa. Dengan menduduki peringkat kedua di Pulau Jawa, Jawa Tengah menunjukkan potensi besar dalam pengembangan sektor industri furnitur.
DKI Jakarta
DKI Jakarta berada di peringkat ketiga dengan nilai PDRB Industri Furnitur sebesar Rp 5.25 triliun. DKI Jakarta mengalami kontraksi dengan pertumbuhan -2.23%. Penurunan ini menunjukkan adanya tantangan atau perubahan dalam dinamika industri furnitur di ibukota, memerlukan evaluasi dan strategi untuk pemulihan. Meski demikian, posisinya tetap strategis sebagai pusat ekonomi dan perdagangan.
Jawa Barat
Dengan nilai PDRB Industri Furnitur sebesar Rp 3.63 triliun, Jawa Barat menduduki peringkat keempat di Pulau Jawa. Pertumbuhan Jawa Barat sebesar 1.9%, menunjukkan pertumbuhan yang moderat dibandingkan dengan provinsi lain di Pulau Jawa. Peringkat ini menunjukkan potensi yang dapat dikembangkan lebih lanjut untuk meningkatkan daya saing dan kontribusi terhadap perekonomian regional.
Kep. Riau
Kepulauan Riau menempati urutan kelima secara nasional, berada di luar Pulau Jawa, dengan nilai PDRB Industri Furnitur mencapai Rp 2.98 triliun. Pertumbuhan Kepulauan Riau mencapai 3.54%. Ini menunjukkan bahwa sektor ini juga berkembang di luar Jawa dan berkontribusi pada perekonomian nasional. Kepulauan Riau menunjukkan diversifikasi ekonomi dan potensi dalam pengembangan sektor industri furnitur.