Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat PDRB ADHB sektor Angkutan Darat Provinsi Jawa Barat pada tahun 2024 mencapai Rp 164.899,85 miliar. Angka ini menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 14,59% dibandingkan tahun sebelumnya. Nilai PDRB Angkutan Darat Jawa Barat terus mengalami peningkatan signifikan dari tahun 2010 hingga 2024.
Pertumbuhan PDRB Angkutan Darat Jawa Barat tahun 2024 ini sedikit lebih rendah dibandingkan rata-rata pertumbuhan 3 tahun terakhir (2021-2023) yang sebesar 12,77%. Namun, jika dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan 5 tahun terakhir (2019-2023) yang sebesar 11,56%, pertumbuhan tahun 2024 ini lebih tinggi. Peningkatan tertinggi dalam periode historis terjadi pada tahun 2016 dengan pertumbuhan mencapai 24,8%. Sementara, pertumbuhan terendah terjadi pada tahun 2020 dengan hanya 1,7%, kemungkinan dampak dari pandemi COVID-19 yang membatasi mobilitas masyarakat.
(Baca: PDRB ADHB Sektor Jasa Perusahaan Periode 2013-2024)
Secara ranking di Pulau Jawa, Jawa Barat tetap menduduki peringkat pertama dalam kontribusi PDRB Angkutan Darat. Hal yang sama juga terjadi secara nasional, di mana Jawa Barat menempati posisi pertama. Pada tahun 2024, nilai PDRB Angkutan Darat Jawa Barat jauh melampaui provinsi lain di Pulau Jawa, menandakan dominasinya dalam sektor ini.
Kenaikan PDRB Angkutan Darat Jawa Barat dari tahun ke tahun menunjukkan geliat sektor transportasi darat di provinsi ini. Pertumbuhan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti peningkatan infrastruktur jalan, peningkatan jumlah kendaraan bermotor, dan peningkatan aktivitas ekonomi masyarakat. Meskipun sempat mengalami perlambatan pada tahun 2020, sektor ini mampu bangkit kembali dan mencatatkan pertumbuhan yang cukup tinggi pada tahun-tahun berikutnya.
Anomali terjadi pada tahun 2020 dengan pertumbuhan terendah. Jika dibandingkan dengan rata-rata 3 tahun sebelum tahun 2020 (2017-2019) sebesar 7,44%, pertumbuhan tahun 2020 jauh lebih rendah. Namun, setelah tahun 2020, pertumbuhan kembali meningkat, menunjukkan pemulihan sektor Angkutan Darat di Jawa Barat pasca pandemi.
(Baca: Tingkat Pengangguran Terbuka Periode 2013-2025)
DKI Jakarta
DKI Jakarta menempati peringkat kedua di Pulau Jawa dan Indonesia dalam kontribusi PDRB Angkutan Darat. Nilai PDRB DKI Jakarta sebesar Rp 82.508,22 miliar, dengan pertumbuhan 10,6% dibandingkan tahun sebelumnya. Walaupun berada di urutan kedua, selisih nilai yang cukup besar dengan Jawa Barat menunjukkan dominasi Jawa Barat dalam sektor ini.
Jawa Tengah
Dengan nilai PDRB Rp 58.835,04 miliar, Jawa Tengah menempati posisi ketiga baik di Pulau Jawa maupun secara nasional. Pertumbuhan PDRB Angkutan Darat Jawa Tengah sebesar 7,15%, lebih rendah dibandingkan pertumbuhan Jawa Barat dan DKI Jakarta. Nilai ini memperlihatkan bahwa kontribusi sektor angkutan darat di Jawa Tengah masih berada di bawah kedua provinsi tersebut.
Jawa Timur
Jawa Timur berada di peringkat keempat di Pulau Jawa dan Indonesia dengan nilai PDRB Rp 44.448,4 miliar. Pertumbuhan PDRB Angkutan Darat Jawa Timur mencapai 13,4%, cukup tinggi dan mendekati pertumbuhan Jawa Barat. Meskipun peringkatnya lebih rendah, potensi pertumbuhan sektor ini di Jawa Timur tetap signifikan.
Sumatera Utara
Sumatera Utara menempati peringkat kelima secara nasional, tetapi berada di urutan pertama di luar Pulau Jawa. Nilai PDRB Angkutan Darat Sumatera Utara sebesar Rp 31.139,38 miliar dengan pertumbuhan 13,87%. Hal ini menunjukkan bahwa sektor ini memiliki peran penting dalam perekonomian Sumatera Utara, meskipun nilainya masih jauh di bawah provinsi-provinsi di Pulau Jawa.