Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, akses komputer di sekolah-sekolah Indonesia tergolong rendah di Indonesia. Proporsinya tak sampai 50% dalam setiap jenjang pendidikan pada 2022.
Rinciannya, proporsi sekolah dengan akses komputer pada jenjang SD hanya sebesar 5,31% dari total sekolah tingkat tersebut pada 2022. Angka ini turun dari 2021 atau masa pandemi Covid-19 yang sebesar 8,48%.
Sementara pada jenjang SMP, proporsi sekolahnya sebesar 27,1%. Angka ini pun turun dari 2021 yang sebesar 46,48%.
Selanjutnya, jenjang SMA, proporsinya sebesar 39,38%. Berbeda dengan dua jenjang pendidikan sebelumnya, angka ini naik dari 2021 yang sebesar 36,49%.
Sementara untuk SMK sebesar 41,45% pada 2022. Angkanya merosot dari pandemi 2021 sebesar 77,9%.
Jika dilihat tren secara empat tahun terakhir, proporsi sekolah terhadap akes komputer paling rendah terjadi pada 2022. Penurunan terjadi terhadap tiga tingkat pendidikan, yakni SD, SMP, dan SMK.
Anggota Komisi X DPR RI Muhammad Kadafi mengamini dan menyoroti ketertinggalan sejumlah sekolah dalam mengakses komputer.
Menurutnya, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) harus bisa mendorong pemerintah daerah melalui program Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk memudahkan akses TIK di sekolah.
"Karena ini juga berpengaruh dengan program UNBK jadi assessment nasional berbasis komputer, 'kan? Itu juga jadi kendala dengan fasilitas TIK yang belum merata di semua sekolah," kata politikus PKB ini dalam laman DPR RI dikutip Detik.com, Kamis (9/11/2023).
(Baca juga: Ini Perbandingan Jumlah Mahasiswa dan Dosen di Indonesia)