Kementerian Pertanian - Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan mencatat populasi ayam ras petelur di Kepulauan Bangka Belitung pada tahun 2024 sebanyak 983.351 ekor. Jumlah ini mengalami kenaikan sebesar 124,72% dibandingkan tahun 2023, yang tercatat sebanyak 437.584 ekor. Namun, jika dibandingkan dengan rata-rata tiga tahun terakhir (2022-2024) yang mencapai 989.218 ekor, populasi ayam petelur di Bangka Belitung sedikit menurun. Sementara, jika dibandingkan dengan rata-rata lima tahun terakhir (2020-2024) yaitu 919.657 ekor, populasi ayam petelur mengalami pertumbuhan yang lebih baik.
Secara historis, populasi ayam ras petelur di Kepulauan Bangka Belitung mengalami fluktuasi yang signifikan. Kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2021, dengan pertumbuhan mencapai 257,5% atau sebesar 1.458.428 ekor. Sementara penurunan terendah terjadi pada tahun 2023, dengan penurunan turun 71,71% atau turun 1.109.136 ekor. Anomali terjadi pada tahun 2021 dan 2023, yang menunjukkan perubahan drastis dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh faktor-faktor seperti perubahan kebijakan, wabah penyakit, atau perubahan kondisi pasar.
(Baca: Harga Bawang Merah Ukuran sedang di Pasar Modern Provinsi Kalimantan Selatan Sebulan Terakhir Naik 10,36%)
Pada tahun 2024, Kepulauan Bangka Belitung menempati peringkat ke-7 di Pulau Sumatera dalam hal populasi ayam ras petelur. Peringkat ini naik dibandingkan tahun sebelumnya yang berada di peringkat ke-9. Secara nasional, Kepulauan Bangka Belitung berada di peringkat ke-20. Jika dibandingkan dengan provinsi lain di Sumatera, Kepulauan Bangka Belitung memiliki populasi ayam petelur yang lebih rendah dari Kalimantan Timur (peringkat ke-3 di pulau Kalimantan) dengan nilai 2.371.195 ekor dan Sulawesi Tengah (peringkat ke-3 di pulau Sulawesi) dengan nilai 1.532.532 ekor.
Kalimantan Timur
Kalimantan Timur menempati peringkat ke-3 di pulau Kalimantan dengan populasi ayam ras petelur mencapai 2.371.195 ekor. Ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 9,17% dibandingkan tahun sebelumnya. Meski menduduki posisi yang cukup baik di tingkat pulau, Kalimantan Timur berada di peringkat ke-17 secara nasional. Pertumbuhan ini mencerminkan potensi peternakan ayam petelur yang terus berkembang di wilayah tersebut, didorong oleh permintaan pasar yang stabil dan dukungan dari pemerintah daerah. Besaran angka ini memperlihatkan kontribusi signifikan Kalimantan Timur dalam produksi telur nasional.
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah menduduki peringkat ke-3 di pulau Sulawesi dengan jumlah ayam ras petelur sebanyak 1.532.532 ekor. Nilai ini mengalami penurunan turun 2,93% dibandingkan tahun sebelumnya. Meski begitu, Sulawesi Tengah tetap menjadi salah satu sentra peternakan ayam petelur penting di Sulawesi. Secara nasional, provinsi ini berada di peringkat ke-18. Penurunan tipis ini perlu menjadi perhatian agar tidak berlanjut dan mempengaruhi pasokan telur di wilayah tersebut. Langkah-langkah strategis perlu dilakukan untuk menjaga stabilitas dan pertumbuhan sektor peternakan di Sulawesi Tengah.
(Baca: Harga Minyak Goreng Curah di Pasar Tradisional Periode Juli 2024-2025)
Kep. Riau
Kepulauan Riau menduduki peringkat ke-6 di Pulau Sumatera dengan populasi ayam ras petelur mencapai 1.317.687 ekor. Provinsi ini mengalami pertumbuhan positif sebesar 7,64% dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, di tingkat nasional, Kepulauan Riau berada di peringkat ke-19. Pertumbuhan ini menunjukkan bahwa sektor peternakan ayam petelur di Kepulauan Riau memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan lebih lanjut. Langkah-langkah inovatif dalam pengelolaan dan pemasaran produk telur dapat membantu meningkatkan daya saing dan kontribusi Kepulauan Riau dalam memenuhi kebutuhan telur nasional.
Aceh
Aceh menempati peringkat ke-8 di Pulau Sumatera dengan jumlah ayam ras petelur mencapai 676.886 ekor. Pertumbuhan sektor peternakan ayam petelur di Aceh menunjukkan angka positif, yaitu sebesar 4,1% dibandingkan tahun sebelumnya. Secara nasional, provinsi ini berada di peringkat ke-21. Meskipun peringkatnya tidak terlalu tinggi, pertumbuhan ini menunjukkan potensi besar yang dapat dikembangkan lebih lanjut. Dengan dukungan yang tepat, Aceh dapat meningkatkan produksi telur dan memenuhi kebutuhan lokal, serta berkontribusi pada ketahanan pangan nasional.
Bengkulu
Bengkulu menduduki peringkat ke-9 di Pulau Sumatera dengan populasi ayam ras petelur sebesar 546.652 ekor. Dibandingkan tahun sebelumnya, provinsi ini mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan, yakni sebesar 8,17%. Di tingkat nasional, Bengkulu berada di peringkat ke-22. Pertumbuhan ini mencerminkan upaya peternak lokal dalam meningkatkan produktivitas dan efisiensi usaha mereka. Dengan dukungan teknologi dan pelatihan yang tepat, Bengkulu memiliki peluang besar untuk menjadi salah satu sentra produksi telur yang penting di wilayah Sumatera.
Gorontalo
Gorontalo menempati peringkat ke-4 di pulau Sulawesi dengan jumlah ayam ras petelur sebanyak 447.110 ekor. Namun, provinsi ini mengalami penurunan turun 7,71% dibandingkan tahun sebelumnya. Di tingkat nasional, Gorontalo berada di peringkat ke-23. Penurunan ini perlu dianalisis lebih lanjut untuk mengidentifikasi penyebabnya dan mencari solusi yang tepat. Upaya revitalisasi sektor peternakan ayam petelur di Gorontalo sangat penting untuk menjaga stabilitas pasokan telur dan meningkatkan kesejahteraan peternak lokal.