Laporan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan, nilai penyaluran fintech lending alias pinjaman online (pinjol) di Indonesia menurun jelang akhir 2023.
Nilai penyaluran pinjol per November 2023 mencapai Rp21,76 triliun, turun 3,59% dari bulan sebelumnya (month-on-month/mom) yang sebesar Rp22,57 triliun.
Namun, jika dibandingkan dengan setahun lalu, penyaluran pinjol nasional pada November 2023 naik 14,77% (year-on-year/yoy).
Penyaluran pinjol pada November 2023 masuk ke 9,86 juta akun penerima pinjaman. Namun, jumlah peminjam tersebut turun 3,24% secara bulanan (mom).
Mayoritas atau 7,58 juta akun peminjam berasal dari Pulau Jawa, setara 76,88% dari total peminjam nasional.
Adapun dari total nilai pinjaman November, sebanyak Rp7,41 triliun atau 34,08% masuk ke sektor produktif.
Sektor produktif yang menerima penyaluran pinjol terbesar adalah perdagangan besar dan eceran, yakni Rp2,88 triliun.
Selanjutnya, Rp239,44 miliar masuk ke sektor pertanian, perhutanan dan perikanan; Rp75,76 miliar ke sektor industri pengolahan; dan Rp789,44 miliar ke sektor penyediaan akomodasi dan makan-minum.
Kerja sama penyaluran oleh pemberi pinjaman institusi (super lender) pada November 2023 berasal dari 88 lembaga jasa keuangan konvensional dengan nilai Rp8,33 triliun.
(Baca: Aplikasi Keuangan Terbanyak Diunduh di Indonesia 2023, Pinjaman Teratas)