Penyaluran Pinjol di Indonesia Meningkat pada Maret 2025

Keuangan

Premium

Nabilah Muhamad 17/06/2025 10:54 WIB

URL telah disalin

Memuat...

Menurut laporan OJK, nilai penyaluran pinjaman online (pinjol) di Indonesia mencapai Rp27,92 triliun pada Maret 2025. Ini jadi rekor tertinggi dalam tiga bulan terakhir.

Nilai Penyaluran Pinjol di Indonesia (Maret 2023-Maret 2025)

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Anda mengakses konten Single Data Premium.
Untuk meneruskan, silakan berlangganan, atau beli secara satuan.

Professional

Nikmati akses premium dengan harga yang lebih terjangkau.

Mulai dari

~~Rp300.000~~ 150.000/bulan

Akses lebih banyak konten premium dan fitur eksklusif khusus pelanggan.

Mulai dari

50.000/bulan

Hanya Rp833 per artikel

Lebih detail »

Beli Satuan

Langsung baca artikel “Penyaluran Pinjol di Indonesia Meningkat pada Maret 2025”.

Rp10.000

Kami menerima pembayaran berikut:

Beberapa metode pembayaran masih dalam proses aktivasi.

Nilai Penyaluran Pinjol di Indonesia (Maret 2023-Maret 2025)

Unduh

Sumber

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Menurut laporan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), nilai penyaluran fintech lending atau pinjaman online (pinjol) di Indonesia mencapai Rp27,92 triliun pada Maret 2025.

Nilainya naik 3,8% dibanding Februari 2025 (month-to-month/mtm) serta menjadi rekor tertinggi dalam tiga bulan terakhir.

Pada Maret 2025 penyaluran pinjol masuk ke 15,40 juta akun penerima pinjaman, naik 4,8% dari bulan sebelumnya (mtm).

Mayoritas atau 11,31 juta akun peminjam berada di Pulau Jawa, jumlahnya setara 73% dari total akun peminjam nasional.

Dari total pinjaman pada Maret 2025 sebanyak Rp7,05 triliun atau 25% di antaranya disalurkan ke sektor produktif.

Sektor produktif yang menerima penyaluran pinjol terbesar adalah perdagangan besar dan eceran, yaitu sebesar Rp4,42 triliun.

Lalu sebanyak Rp907,89 miliar masuk ke sektor penyediaan akomodasi dan makanan-minuman; Rp448 miliar ke sektor pertanian, perhutanan, dan perikanan; serta Rp129,74 miliar ke sektor real estat.

(Baca: Jumlah Perusahaan Pinjol Dalam Negeri Berkurang sampai Awal 2025)

Editor : Adi Ahdiat