Laporan PT Bank Tabungan Negara (BTN) Tbk mengungkapkan, bank pelat merah ini mendapat laba bersih tahun berjalan sebesar Rp860 miliar pada kuartal I 2024.
Perolehan tersebut tumbuh sekitar 7% dari periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) yang sebesar Rp800,88 miliar pada kuartal I 2023.
Emiten berkode BBTN ini meraup pendapatan bunga bersih sebesar Rp3,22 triliun, naik sekitar 3,41% (yoy) dari kuartal I 2023 sebesar Rp3,12 triliun.
Diwartakan Katadata, transaksi fee based income naik menjadi dari tahun sebelumnya sebesar Rp1 triliun atau tumbuh 14,8% dari sebelumnya Rp875 miliar. Sepanjang Januari-Maret 2024, BTN membukukan pertumbuhan kredit dan pembiayaan sebesar 14,8% menjadi Rp344,2 triliun, naik dari Rp299,7 triliun secara tahunan.
Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu mengatakan, pertumbuhan kredit dan pembiayaan BTN tersebut ditopang oleh kredit dan pembiayaan perumahan. Tumbuhnya pembiayaan juga ditopang kredit bermargin tinggi (high-yield loans) yang diminati masyarakat.
“Hal ini tidak terlepas dari upaya perseroan menurunkan angka backlog perumahan dan menyediakan rumah yang layak bagi seluruh masyarakat,” ujar Nixon pada Paparan Kinerja Keuangan Kuartal I 2024 di Jakarta, Kamis (25/4/2024).
(Baca juga: BTN Sabet Laba Bersih Rp3,5 Triliun pada 2023, Naik 14,97%)
Adapun kredit dan pembiayaan perumahan masih menyumbang porsi mayoritas sekitar 85% dari seluruh kredit dan pembiayaan yang disalurkan perseroan. Selama kuartal I 2024, total kredit dan pembiayaan perumahan mencapai Rp292,7 triliun atau naik 10,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp264,5 triliun.
Dari jumlah tersebut penyaluran KPR subsidi masih mendominasi mencapai Rp167 triliun. Angka tersebut naik 12,3% pada kuartal I 2024 dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp148,6 triliun. Sedangkan KPR non-subsidi naik 11,2% menjadi Rp98,8 triliun dari Rp 88,8 triliun di kuartal I 2023.
Perseroan mencatat penurunan rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross menjadi 3% pada kuartal I 2024 sebesar 3,5% pada periode yang sama tahun sebelumnya. Rasio loan-at-risk (LAR) juga tercatat menurun ke level 21,6% dari sebelumnya 24,2%.
“Pada saat yang sama, kami meningkatkan coverage NPL menjadi 152,8% dari sebelumnya 145,9% pada kuartal I 2023,” kata Nixon.
Adapun dana pihak ketiga (DPK) yang dihumpun Rp357,74 triliun, naik 11,9% dari sebelumnya Rp319,6 triliun. Secara rinci, dana murah tumbuh 7,1% menjadi Rp178,6 triliun, kemudian deposito tumbuh 17,2% menjadi Rp179,1 triliun. Komposisi dana murah turun dari kuartal I/2023 sebesar 52,2% menjadi 49,9%.
Total aset BBTN mencapai Rp454 triliun pada kuartal I 2024, naik dari kuartal I 2023 sebesar Rp438,74 triliun. Komponen aset 2024 ini terdiri atas liabilitas Rp423,45 triliun dan ekuitas Rp30,56 triliun.
(Baca Katadata: Laba BTN Naik jadi Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Penopangnya)