Pekerja Industri Tekstil Tanpa Kontrak Kerja Masih Tinggi di Indonesia

Ketenagakerjaan

Lite

Nabilah Muhamad 11/11/2025 18:45 WIB

URL telah disalin

Memuat...

Riset CELIOS menunjukkan, terdapat 11% pekerja di industri tekstil yang tidak memiliki kontrak kerja tertulis sepanjang 2017-2024. Berikut trennya.

Persentase Pekerja di Industri Tekstil yang Tidak Memiliki Kontrak Kerja di Indonesia (2017-2024)*

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Akses single data

Pekerja Industri Tekstil Tanpa Kontrak Kerja Masih Tinggi di Indonesia

Ingin mendapatkan akses Data Stories lebih banyak dengan harga lebih ekonomis? Silakan berlangganan.

Dengan berlangganan, Anda ikut membantu kami untuk menyajikan data berkualitas.

Dapatkan:

Akses Data Stories premium
Kenyamanan membaca tanpa iklan
Unduh data dalam format XLS, PDF, dan gambar/image
Akses ke informasi sumber data

Lihat lebih lengkap

Basic

~~Rp100.000~~

Rp50.000/bulan

Professional

~~Rp100.000~~

Rp150.000/bulan

Institutional Untuk organisasi

Hubungi Kami

Kami menerima pembayaran berikut:

Beberapa metode pembayaran masih dalam proses aktivasi.

Persentase Pekerja di Industri Tekstil yang Tidak Memiliki Kontrak Kerja di Indonesia (2017-2024)*

Unduh

Sumber

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Center of Economic and Law Studies (CELIOS) melakukan survei kelayakan kerja atau DecentWorkCheck terhadap pekerja di industri tekstil, garmen, alas kaki, dan kulit di Indonesia pada 2017-2024.

Satu di antara temuannya adalah terdapat 11% pekerja yang tidak memiliki kontrak kerja tertulis sepanjang periode tersebut.

"Situasi ini memperkuat kerentanan terhadap pemutusan hubungan kerja sepihak, pencurian upah, dan pengabaian hak-hak dasar, serta melemahkan posisi pekerja dalam menuntut keadilan," tulis CELIOS dalam laporan Upah Rendah dan Harapan Tinggi.

Secara tren, proporsi pemberi kerja yang tidak menyediakan kontrak kerja tertulis cenderung berfluktuatif.

Namun, sejak penerapan Undang-Undang Ciptakerja pada 2022, persentasenya meningkat dan mencapai 15% pada 2024. Ini jadi rekor tertinggi sejak 2017.

"Kenaikan ini menunjukkan bahwa praktik kontrak sementara mulai mengakar sebagai strategi fleksibilitas tenaga kerja, yang justru menambah ketidakpastian dan menurunkan kualitas hubungan kerja," tulis CELIOS.

CELIOS menilai, fenomena ini memperlihatkan adanya tren arah kebijakan industri yang tidak berpihak pada pekerja.

Survei DecentWorkCheck mencakup 488 lokasi di seluruh Indonesia selama periode 2017–2024. Terdapat satu tahun jeda pada 2020 karena keterhambatan pengumpulan data selama pandemi Covid-19.

Secara keseluruhan, terdapat 20.968 observasi valid dari pekerja di sektor industri tekstil, garmen, alas kaki, dan kulit

(Baca: Pertumbuhan Rata-Rata Gaji Karyawan RI sampai Agustus 2025)

Editor : Erlina Fury Santika