Ratusan Pekerja Migran Indonesia Ingin Pulang pada Semester I 2025

Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) menerima 1.120 aduan dari pekerja migran Indonesia (PMI) sepanjang semester I 2025.

Aduan ini diterima BP2MI melalui surat, telepon, e-mail, SMS, media sosial, laporan langsung, dan saluran lainnya.

Pengaduan paling banyak berasal dari pekerja migran yang ingin dipulangkan, yaitu 364 kasus.

(Baca: Beda Budaya, Kekhawatiran Utama Warga RI Kerja di Luar Negeri)

Kemudian ada pengaduan terkait PMI yang gagal berangkat 136 kasus, PMI meninggal 65 kasus, gajinya tidak dibayar 63 kasus, dan pekerjaan tidak sesuai dengan perjanjian kerja 32 kasus.

Ada pula pengaduan terkait perekrutan PMI secara ilegal 30 kasus, pemutusan hubungan kerja (PHK) sebelum kontrak kerja berakhir 22 kasus, dan penipuan peluang kerja 21 kasus.

Di luar pengaduan yang diterima BP2MI, baru-baru ini Pemerintah Provinsi Bangka Belitung (Babel) juga melaporkan ada 78 PMI non-prosedural yang terlibat sindikat judi dan penipuan online. Dari jumlah ini, 40 orang sudah dipulangkan dan 38 masih tertahan di luar negeri.

Namun, kondisi para pekerja migran yang masih tertahan belum diketahui karena komunikasi terputus.

"Kami terus berkoordinasi dengan kementerian-kementerian terkait untuk memulangkan para pekerja migran non-prosedural ini kembali ke Kepulauan Babel," kata Staf Ahli Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Pemerintah Provinsi Babel Eko Kurniawan, dilansir dari Antara, Kamis (10/7/2025).

(Baca: Profesi Pekerja Migran Indonesia Kuartal I 2025, Mayoritas PRT)