GoTo mulai melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 4 April 2022 nanti. Gabungan antara Gojek dan Tokopedia ini diperkirakan memiliki lebih dari 100 juta pengguna aktif bulanan (monthly active users/MAU).
Salah satu cara GoTo menggaet pelanggan dengan melakukan promosi. Dalam 4 tahun terakhir, GoTo menghabiskan rata-rata 66% dari pendapatan kotornya untuk promosi kepada pelanggan.
>
Pada 2018, GoTo menghabiskan Rp2,86 triliun untuk promosi kepada pelanggan. GoTo mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp4,29 triliun pada tahun yang sama. Ini berarti 66,5% pendapatan kotor GoTo dipakai untuk promosi.
Tahun selanjutnya, 73,5% atau Rp6,4 triliun dari pendapatan kotor GoTo (Rp8,7 triliun) dipakai untuk promosi. Ini menjadi rasio promosi terhadap pendapatan kotor terbesar dalam 4 tahun terakhir.
Pada 2020, 60,4% (Rp5,09 triliun) dari total pendapatan GoTo (Rp8,42 triliun) dipakai untuk promosi. Per 31 Juli 2021, rasio promosi terhadap kotor sudah sebesar 63,5%.
Promosi kepada pelanggan juga menjadi salah satu cara GoTo untuk bersaing dengan kompetitornya. Misalnya, Gojek bersaing dengan Grab di lini bisnis mobilitas dan Tokopedia bersaing dengan Shopee dalam e-commerce.
(Baca: GoTo Target Rp 17,99 Triliun dari IPO, Ini Rencana Penggunaannya)