Ini Hambatan yang Dihadapi Pelaku Usaha dalam Memperluas Saluran Penjualan

1
Cindy Mutia Annur 06/10/2023 18:25 WIB
Image Loader
Memuat...
Hambatan Perusahaan Rising Brand* Ketika Menambah Saluran Penjualan (Oktober 2023)
databoks logo
  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

Perusahaan lokal yang sedang bertumbuh, atau rising brand, umumnya perlu memperluas saluran penjualan produk untuk meningkatkan profitabilitas mereka. Namun, ada cukup banyak yang terhambat karena pembiayaan terbatas.

Hal ini terlihat dalam laporan riset hasil kolaborasi Katadata Insight Center (KIC) dan perusahaan penyedia layanan social commerce Evermos, yang bertajuk Beyond the Digital Frontier.

(Baca: Banyak Pelaku Usaha Pilih Ikut Tren Ketimbang Inovasi Produk)

KIC melakukan survei kepada 32 perusahaan rising brand yang menyumbang nilai penjualan bruto (gross merchandise value/GMV) terbesar di aplikasi Evermos.

Dari survei itu, 40% rising brand mengaku terhambat saat hendak mengembangkan saluran penjualan karena masalah biaya.

"Rising brand masih menghadapi tantangan umum yang dihadapi oleh usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia, yaitu akses terbatas terhadap pembiayaan," kata tim KIC dalam laporannya.

Ada juga 32% rising brand yang merasa sulit memperluas saluran penjualan karena kondisi pasar, dan 32% karena keterbatasan sumber daya manusia (SDM).

Hambatan lain yang ditemukan adalah belum membiasakan diri dengan teknologi, perlu waktu untuk belajar, keterbatasan waktu, masalah pengaturan stok, serta masalah syarat dan ketentuan saluran penjualan, dengan proporsi seperti terlihat pada grafik.

Berbagai hambatan tersebut menghalangi rising brand untuk memperluas saluran penjualan mereka, terutama untuk merambah ke ranah penjualan offline.

"Memang, bagi rising brand dengan pembiayaan terbatas, mencoba masuk ke saluran offline memiliki risiko finansial yang tinggi dan mungkin berdampak negatif terhadap bisnisnya," kata tim KIC.

"Jika tidak dijalankan secara strategis, usaha-usaha ini kemungkinan menghasilkan return investasi yang rendah dan menghambat pertumbuhan mereka secara keseluruhan," lanjutnya.

Di sisi lain, perluasan saluran penjualan ke ranah offline memiliki peran besar bagi perkembangan bisnis. Menurut temuan KIC, perusahaan-perusahaan yang berhasil menjadi market leader di dalam negeri umumnya memiliki saluran penjualan offline yang kuat.

"Salah satu pelajaran kunci dari para national champion adalah seberapa pentingnya bagi sebuah merek untuk secara progresif memperluas kapasitasnya dalam saluran offline, terutama setelah mencapai penjualan tahunan sekitar Rp100 miliar," kata tim KIC.

"Saluran offline tidak hanya berperan sebagai saluran distribusi, tetapi juga cara yang terbukti dan efektif untuk meningkatkan brand awareness," lanjutnya.

(Baca: Jualan Online vs Offline, Mana yang Jadi Prioritas Pelaku Usaha?)

Editor : Adi Ahdiat

Data Populer

Lihat Semua