Berdasarkan laporan firma riset Canalys, volume pengiriman ponsel pintar atau smartphone di pasar Asia Tenggara mencapai 96,7 juta unit pada 2024. Angkanya tumbuh 11% dari tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
“Pasar smartphone Asia Tenggara pulih dengan kuat pada 2024, melampaui pertumbuhan global sebesar 7%,” kata Analis Canalys Le Xuan Chiew dalam laporannya, Selasa (11/2/2025).
Oppo menjadi gawai terlaris dengan menguasai 18% pangsa pasar smartphone Asia Tenggara yang volume pengirimannya 16,9 juta unit pada 2024, naik 14% dibanding tahun lalu (yoy).
Menurut Canalys, pertumbuhan ini didorong oleh keberhasilan Oppo dalam menyusun strategi produk dan berinvestasi di segmen premium. Adapun model A18 menjadi yang terlaris sepanjang tahun lalu.
Peringkat kedua ditempati oleh Samsung yang pengiriman ponsel pintarnya terkoreksi 9% (yoy) menjadi 16,6 juta unit. Meskipun begitu, pertumbuhan dari kelas premium seperti Galaxy A55 dan seri Galaxy S mampu mengimbangi penurunan volume pada model kelas menengah seperti A1x dan A2x.
"Keberhasilan Samsung di masa depan akan bergantung pada kemampuannya mengonversi pengguna Android kelas bawah di Asia Tenggara ke model dengan harga lebih tinggi," kata Le Xuan Chiew.
Berikutnya ada Transsion, produsen asal China yang membawahi Infinix, TECNO, dan Itel, membukukan pengiriman smartphone sebanyak 15,5 juta unit pada 2024. Volumenya melonjak 41% secara tahunan (yoy).
Begitupun Xiaomi, yang mengirimkan 15,5 juta unit smartphone ke pasar Asia Tenggara, tumbuh 26% (yoy). Lalu Vivo mengirimkan 12,3 juta unit, naik 14% (yoy).
Sementara gabungan volume pengiriman smartphone merek-merek lainnya di Asia Tenggara mencapai 19,9 unit atau turun 1% (yoy).
Sebagai catatan, estimasi volume pengiriman smartphone Xiaomi yang dicatat Canalys termasuk sub-merek POCO dan Oppo termasuk OnePlus.
(Baca: Transsion Rajai Pengiriman Ponsel Pintar di Indonesia pada 2024)