Perusahaan retail terbesar dunia, Amazon, mencatatkan penjualan bersihnya mencapai US$127,1 miliar pada kuartal III 2022. Jumlah ini hanya tumbuh 4,84% dibandingkan kuartal sebelumnya (quarter-to-quarter/qtq).
Capaian itu bahkan masih lebih rendah dari perkiraan analis yang sebesar US$127,5 miliar, menurut perusahaan penyedia data keuangan Refinitiv.
Secara rinci, penjualan bersih dari layanan Amazon merupakan penyumbang terbesar mencapai US$67,76 miliar atau setara 53,31% dari total penjualan bersih. Sedangkan, penjulan bersih dari produk Amazon sebesar US$59,34 miliar.
Chief Financial Officer Amazon Brian Olsavsky mengatakan, perusahaan bersiap untuk menghadapi pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat. Hal ini terlihat dari, ia melanjutkan, pengeluaran masyarakat yang semakin diperketat, inflasi tinggi, hingga biaya energi yang juga semakin tinggi.
"Kami sedang mempersiapkan apa yang bisa kita lakukan di masa periode pertumbuhan yang lebih lambat ini, seperti kebanyakan perusahaan,” ujar Olsavsky dikutip dari Reuters, Jumat (28/10).
Olsavsky mengatakan, biaya operasional perusahaan pun semakin melebar menjadi US$2,5 miliar pada kuartal III 2022 dari US$900 juta pada kuartal yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy). Hal ini terjadi salah satunya karena naiknya biaya bahan bakar di wilayah Eropa akibat perang di Ukraina.
Meski demikian, perusahaan optimistis perusahaan tetap tumbuh meski melambat di kuartal berikutnya. Amazon memperkirakan penjualan bersih pada kuartal IV 2022 mencapai U$140 miliar atau tumbuh 2% secara tahunan (yoy).
(Baca: Amazon Pimpin Pasar Cloud Global pada Kuartal II 2022)